Pecah Kerumunan Massa, Polisi Kembali Tembakan Gas Air Mata di Belakang DPR

Tembakan kedua dilakukan pada pukul 18.35 WIB dan diarahkan ke bagian kanan massa yang berkumpul.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2019, 19:16 WIB
Mahasiswa berlarian saat polisi menembakkan gas air mata dalam demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Polisi menghalau mahasiswa yang berusaha masuk ke area Gedung DPR. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Brimob dua kali menembakan gas air mata ke arah mahasiswa yang masih melakukan demonstrasi di belakang Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).

Pantauan di lokasi, tembakan pertama dilakukan pada pukul 18.27 WIB dan mengakibatkan mahasiswa semakin liar melemparkan batu dan botol air mineral ke pos penjagaan di gedung Belakang DPR RI.

Tembakan kedua dilakukan pada pukul 18.35 WIB dan diarahkan ke bagian kanan massa yang berkumpul.

"Adik-adik sudah menyalahi aturan, ini sudah bukan demo," kata petugas polisi yang berada di mobil komando di belakang Gedung DPR RI.

Sebelumnya, polisi telah menembakan gas air mata sebanyak dua kali di wilayah belakang Gedung DPR RI untuk memukul mundur mahasiswa yang masih bertahan. Total sudah empat kali gas air mata ditembakan ke arah massa mahasiswa.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Rusak Pagar DPR

Massa mahasiswa memblokade Tol Dalam Kota saat berunjuk rasa di depan Gedung DPR/ MPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Unjuk rasa menuntut penolakan atas pengesahan sejumlah RUU kontroversial tersebut diwarnai aksi bakar sejumlah kardus di tol dalam kota. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hingga berita ini disiarkan massa mahasiswa masih berkumpul dan menyanyikan lagu nasional "Tanah Airku".

Sebelumnya, mahasiswa merusak pagar gedung belakang DPR RI dan menyebabkan pos penjagaan DPR RI rusak berat akibat tertimpuk batu dan botol air mineral.

Akibat tembakan gas air mata yang pertama dan kedua di belakang Gedung DPR RI banyak peserta wanita yang menjadi korban dari gas air mata seperti sesak nafas dan pingsan.

Para peserta aksi tersebut dilarikan ke Stasiun Pamerah untuk mendapatkan penanganan medis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya