Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya Unit 9 dan Unit 10 akan dimulai pada Januari 2020, beberapa penyedia jasa keuangan luar negeri pun siap memodali pembangunannya.
Direktur Operasi PT Indoraya Tenaga Yudianto Permono mengatakan, pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10 berkapasitas 2X1.000 Mega Watt (MW) dilakukan sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) di mulai Januari 2020, beroperasi pada 2023 untuk unit 9 dan untuk unit 10 beroperasi pada 2024.
"Kita ikutin RUPTL 2023 unit 9 dan 2024 unit 10. Konstruksi tahun depan dimulai,” kata Yudianto, di kawasan PLTU Suralaya, Cilegon Banten, Selasa (24/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Yudianto mengungkapkan, lahan untuk pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10 sudah siap , hal ini sebagai modal awal proyek PLTU 9 dan 10 yang diperkirakan membutuhkan investasi USD 3,5 miliar, setelah proyek akan berjalan dicarikan pendanaan eksternal.
"Sudah dikerjakan pematangan lahan gunakan equity sendiri setelah itu kontraktor langsung masuk," tuturnya.
Menurutnya, sejumlah lembaga pinjaman Asia Pasific sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi. Lembaga pinjaman tersebut di antaranya berasal dari Korea Selatan yang akan jadi investor utama pembangunan Suralaya unit 9 dan 10, diperkirakan pada Desember 2019 penyelesaian pendanaan sudah dilakukan.
"Kebanyakan asia pasific. Ada Korea Selatan, Thailand, Malaysia. Yang banyak memang korea K-Sure dan Exxim bank Mungkin sekitar 50 persen dari K-Sure dan exxim sudah mau final ada final cek, ajukan komite kredit. Antara November-Desember,” tandasnya.
Proyek PLTU Suralaya unit 9 dan 10 dikerjakan perusahaan patungan, Indonesia Power sebagai induk usaha atau pemilik saham 51 persen dengan menyediakan lahan pembangunan.
PLTU Suralaya Tulang Punggung Kelistrikan Jawa-Bali
Advertisement
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten, menjadi salah satu pemasok kelistrikan di wilayah Jawa-Bali. Dengan kapasitas 3.400 Mega Watt (MW), peran bembangkit ini menjadi salah satu tulang punggung kelistrikan di wilayan Jawa.
General Manager Unit Pembangkitan Suralaya PT Indonesia Power Amlan Nawir mengatakan, pasokan listrik sebesar 3.400 MW dari PLTU Suralaya, masuk dalam sistem jaringan 500 kilo Volt (kV) Jawa-Bali kemudian dialirkan ke konsumen.
"Jadi sisem kelistirkan kami kapasitas terpasang 3.400 masuk 500 kV Jawa Bali, dari situ ke Jakarta," Kata Amlan, di PLTU Suralaya, Banten (24/3/2018).
Menurut Amlan, 3.400 MW listrik dari PLTU Suralaya memasok 18 persen kelistrikan Jawa Bali yang saat ini sekitar 25 ribu sampai 26 ribu MW.
PLTU tersebut memiliki tujuh unit, empat unit masing-masing berkapasitas 400 MW dan tiga unit berkapasitas 600 MW.
"Sistem Jawa-Bali dari PLTU Suralaya 18 persen," ujarnya.