Demonstran Bakar Ban di Perlintasan Kereta Jalan Pejompongan

Sejumlah polisi bersenjata gas air mata bersiaga di atas perlintasan rel, tepatnya di Jalan Tol S Parman untuk menghalau massa yang mencoba menembus hingga ke Stasiun Palmerah.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2019, 00:06 WIB
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Jakarat, Selasa (24/9/2019). Kemacetan tersebut diakibatkan aksi demo yang dilakukan mahasiswa dengan buruh tani. (liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah demonstran bertahan di sekitar simpang rel perlintasan kereta Jalan Raya Pejompongan, Jakarta Pusat, dengan membakar ban saat dipaksa mundur oleh polisi bersenjata gas air mata, Selasa malam (24/9/019).

Suara letusan masih terdengar di lokasi hingga pukul 23.00 WIB. Massa yang bertahan di depan Gedung Menara BNI Jalan Raya Pejompongan berkumpul di pedestrian jalan dan sebagian berada di tengah badan jalan hingga mengakibatkan kemacetan.

Sejumlah polisi bersenjata gas air mata bersiaga di atas perlintasan rel, tepatnya di Jalan Tol S Parman untuk menghalau massa yang mencoba menembus hingga ke Stasiun Palmerah.

Jalan Raya Pejompongan yang mengarah ke Stasiun Palmerah sejauh 200 meter steril dari lalu-lalang kendaraan maupun pejalan kaki. Sejumlah polisi juga terdengar mengusir setiap pejalan kaki yang mencoba menembus lintasan menuju stasiun melalui rel kereta.

"Awas jangan di rel kereta. Ini kawasan steril, berbahaya," teriak salah satu polisi dari Jalan Tol S Parman. Akibat aksi bakar ban di bawah Tol S Parman, arus lalu lintas Jalan Raya Pejompongan terpantau padat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya