Gugup di Lokasi Syuting, Novita Dewi Menelan Ludah Sendiri

Penyanyi Novita Dewi melakukan debut di layar lebar.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2019, 10:20 WIB
Novita Dewi (Liputan6.com/ Hernowo Anggie)

Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi Novita Dewi melakukan debut di layar lebar. Juara runner-up ajang pencarian bakat ini tampil di film Horas Amang: Tiga Bulan Untuk Selamanya.

Di film itu, Novita Dewi memerankan Tarida, wanita karier yang keasyikan bekerja hingga lupa menikah. Novita Dewi bangga karena karakter yang diperankannya bukan tempelan.

Selain karakter, alasan lain Novita Dewi tampil di layar lebar, karena beradu akting dengan sang ayah, musikus senior Jack Marpaung. 

“Sutradara menawari saya main film, saya tertarik. Apalagi Papa saya juga main di sini, Jack Marpaung. Jadi, lebih percaya diri. Papa jadi bos saya,” beri tahu Novita Dewi kepada Showbiz Liputan6.com

 

 

 


Beradu Akting dengan Cok Simbara

Cok Simbara (Galih W. Satria/bintang.com)

Selain Jack Marpaung, ia beradu akting dengan Cok Simbara. Kali pertama tahu lawan mainnya Cok Simbara, Novita Dewi, kaget. Apalagi hari pertama syuting adegannya Novita Dewi marah-marah kepada Cok Simbara. “Aduh, saya segan sekali,” ungkap pelantun “Sampai Habis Air Mataku.” 

Usai dimarahi Novita Dewi di depan kamera, Cok Simbara memanggilnya. Rupanya sang aktor penasaran dan bertanya sudah berapa film yang dibintangi Novita Dewi. “Saya bilang kepada Om Cok Simbara, ‘Aduh Om ini film pertama. Saya saja gugup sampai menelan ludah melulu.’ Dia tak percaya dan berpikir saya sudah beberapa kali main film,” beber Novita Dewi, bangga.

 

 


Direkomendasikan

Novita Dewi (Deki Prayoga/bintang.com)

Terkesima dengan aktingnya, Cok Simbara berjanji akan merekomendasikan Novita Dewi ke sejumlah produser film. Pemilik album Terbaik Kedua ini bersyukur. “Om Cok Simbara kemudian mengajari saya akting. Ia janji akan menawarkan saya ke sejumlah produser. Ini menambah rasa percaya diri saya. Ha-ha-ha!” seloroh Novita Dewi.

Ia menambahkan, “Selain belajar dari aktor senior, saya membaca naskah berkali-kali agar dialog menempel di pikiran dan makin menjiwai peran.” (Wayan Diananto)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya