Detik-Detik Faisal Amir Ditemukan Kritis Saat Kerusuhan Demo DPR Pecah

Faisal mengalami luka parah di bagian kepala dan patah tulang bahu.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 25 Sep 2019, 14:00 WIB
Polisi menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa saat demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Polisi menghalau mahasiswa yang berusaha masuk ke area Gedung DPR. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Faisal Amir ditemukan dalam kondisi kritis saat kerusuhan demo mahasiswa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pecah pada Selasa, 24 September 2019 sore. Faisal merupakan salah satu mahasiswa peserta aksi demonstrasi di depan Gedung DPR.

Mahasiswa berusia 21 tahun itu ditemukan dalam kondisi lemah dengan luka parah di kepala dan beberapa bagian tubuhnya. Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia itu pun harus dioperasi kepala dan tulang bahunya yang patah diduga akibat benturan benda tumpul.

Ibu Faisal, Siti Asmah Ratu Agung, mengatakan dirinya mendapatkan kabar dari teman-teman anaknya sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, Faisal sudah dibawa ke RS Pelni untuk mendapatkan tindakan medis.

Asmah bercerita, saat kerusuhan pecah sekitar pukul 16.00 WIB, Faisal berusaha menyelamatkan rekan-rekannya. Dia mencari lokasi yang aman untuk teman-temannya berlindung. 

"Kan, waktu itu kacau, jadi pengin selamatkan teman-temannya, dia cari lokasi aman," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Namun, Faisal justru terpisah dari kelompoknya dan hilang. Dia baru ditemukan sekitar pukul 18.00 WIB dalam kondisi kritis.

"Jadi anak saya berupaya menyelamatkan diri dan melindungi teman-temannya. Rencananya mau dibawa ke Hotel Sultan, ternyata sudah hilang. (Hilang) jam 5 sore sampai jam 6," tutur Asmah.

Asmah yang menerima informasi dari rekan anaknya langsung menuju ke RS Pelni, Jakarta. Tim dokter membutuhkan persetujuannya segera untuk melakukan tindakan operasi pada kepala akibat perdarahan selaput otak dan patah tulang pada bahu.

Operasi berlangsung sejak Selasa pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB pagi tadi. "Sudah dioperasi, sudah sadar, tapi dikasih obat tidur supaya tenang," kata Asmah.

Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR semula berlangsung damai. Kepolisian menyebut, kerusuhan bermula saat keinginan mereka menghadirkan pimpinan DPR di tengah-tengah massa tidak dipenuhi.

Sekitar pukul 16.05 WIB, sebagian massa mulai merusak pagar Gedung DPR. Kepolisian pun menembakkan meriam air atau water cannon untuk memukul mundur massa. Namun, massa tetap berusaha merangsek masuk ke Gedung DPR.

Aksi saling dorong antara aparat dengan mahasiswapun tak terhindarkan. Polisi kemudian melontarkan gas air mata ke arah massa. Kerusuhan semakin menjadi-jadi dan meluas hingga ke kawasan Gelora Bung Karno.

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Hoaks Meninggal

Sejumlah mahasiswa terkapar setelah polisi menembakkan gas air mata dalam demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Sejumlah mahasiswa tumbang setelah polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi. (ADEK BERRY/AFP)

Sebelumnya sempat beredar kabar adanya mahasiswa yang meninggal karena mengikuti demo di depan Gedung DPR pada Selasa 24 September 2019. Kabar itu dinyatakan tidak benar alias hoaks.

Mahasiswa tersebut adalah Faisal Amir dari Universitas Al-Azhar Indonesia. Dia ditemukan kritis, Selasa malam 24 September 2019. Kondisinya kini stabil setelah menjalani operasi dan perawatan.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia, Yusuf Hidayat, menjelaskan kronologi kejadian. Saat itu Faisal sedang mencari teman-teman yang ketinggalan rombongan.

Namun, malah kawan-kawannya yang menemukan Faisal di dekat lokasi proyek pembangunan, Senayan Jakarta Pusat. Kondisinya penuh luka.

"Iya benar. Faisal merupakan mahasiswa Fakultas Hukum semester tujuh. Jadi menurut keterangan mahasiswa, Faisal ditemukan di lokasi proyek di antara DPR dan flyover di basement. Keadaannya kritis, ada luka di bagian kepala," kata Yusuf saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/9/2019).

Saat ini, Faisal masih dalam perawatan medis di Rumah Sakit Pelni. Faisal pun harus menjalani serangkaian operasi, meski kondisinya sudah stabil.

"Semalam setengah dua dioperasi. Alhamdulilah masa kritisnya sudah lewat. Tadi pagi juga operasi bahunya. Sekarang lagi istirahat," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya