Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana akan lakukan pertemuan bersama tokoh Papua yang bersebrangan dengan Jakarta. Kepala staf Presiden Moeldoko mengatakan akan bertemu terlebih dahulu dengan tokoh-tokoh pro kererdekaan Papua.
"Mungkin saya dulu lah," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019).
Advertisement
Tidak hanya itu, Moeldoko juga mengajak Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda untuk bertemu dan duduk bersama. Hal itu, kata Moeldoko sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi korban-korban tambahan di Papua dan Papua Barat.
"Sama Benny Wenda saya juga siap bertemu. Kita bicara, kita sama-sama mencari solusi, kita juga tidak menginginkan sedikit pun ada korban," kata Moeldoko.
Dia juga mengatakan akan memberikan waktu untuk Benny Wenda berbicara. Dan mencari solusi bersama, agar Indonesia, kata dia menjadi aman.
"Saya siap ketemu dulu, maunya apa sih, ayo kita bicara. Mau di mana? Ayo saya akan ikuti. Nanti baru kita beri ruang," ungkap Moeldoko.
Ultimatum Ferdinando Solosa
Sebelumnya, perwakilan dari DPRD Papua Barat, Maybrat, Ferdinando Solosa menyampaikan beberapa poin untuk bisa disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. Salah satunya yaitu masalah Papua bisa terselesaikan.
"Persoalan ini, harapan kami masalah di Papua bisa diselesaikan secara bertahap, dengan baik, sehingga pemerintahan dan pembangunan di sana bisa berjalan baik," kata Ferdinando dalam forum pertemuan di Kantor Staf Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (24/9).
Kemudian, dia juga berharap Moeldoko bisa memfasilitasi bertemu Presiden Joko Widodo. Kemudian, pihaknya juga meminta membuka dialog antara pemerintah pusat dan tokoh papua.
"Kami minta pemerintah membuka dialog antara pemerintah pusat dan tokoh papua khususnya yang dipandang memiliki ideologi yang konfrontatif atau berseberangan seperti ULWMP, dan KNPB," kata Ferdinando.
"Dialog dimaksud agar dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga yang independen, netral, dan objektif dalam menyelesaikan akar persoalan politik," lanjut Ferdinando.
Sumber: Merdeka.com
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Advertisement