Liputan6.com, Surabaya - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPRD Jawa Timur (Jatim), Kusnadi melakukan aksi yang tidak terduga. Di hadapan ribuan mahasiswa yang menggelar aksi demo, Kusnadi membuka baju safarinya dan mengatakan dirinya menolak RUU KPK.
Aksi yang dilakukan oleh anggota dari fraksi PDIP Jatim ini bermula saat ribuan mahasiwa dari Surabaya melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jatim, jalan Indrapura Surabaya, yang menolak revisi Undang-undang KPK.
Awalnya Kusnadi sempat diusir oleh mahasiswa saat masuk arena mahasiwa. Namun, 10 menit kemudian, Kusnadi dipersilahkan naik mobil orasi mahasiwa.
Baca Juga
Advertisement
Saat itu, Kusnadi yang masih menggunakan pakaian batik safari DPRD jatim, mengungkapkan berjanji akan menyampaikan tuntutan mahasiswa di Surabaya ke pusat terkait penolakan revisi Undang-Undang KPK.
Mahasiwa yang merasa tidak puas karena sekadar diteruskan aspirasinya ke pusat, menolak jawaban Kusnadi. Mahasiswa meminta Kusnadi sebagai ketua DPRD Jatim untuk menyampaikan resmi secara tertulis menolak revisi tersebut.
"Kami tidak dalam keputusan itu," teriak Kusnadi, Rabu (25/9/2019).
Sedetik kemudian, Kusnadi mencopot pakaian safarinya, hanya mengenakan celana panjang dan kaos dalam berwarna putih memekikan suaranya dengan keras.
"Saya berdiri di sini, tidak mewakili DPRD Jawa Timur, tidak mewakili partai saya. Atas nama pribadi, saya menolak Revisi Undang Undang KPK," teriak Kusnadi.
Apa yang disampaikan Kusnadi ini, sempat membuat anggota dewan lainnya terkejut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Terjunkan 700 Personel
Sebelumnya, polisi memastikan tidak akan menggunakan senjata api maupun senjata berpeluru karet dalam menghadapi aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi pada hari ini dan besok di Jawa Timur. Untuk meredam massa aksi, polisi mengerahkan pasukan Asmaul Husna dan Polisi Wanita (Polwan) di garis terdepan.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, saat di gedung DPRD Provinsi Jatim. Kapolda mengatakan, untuk menghadapi aksi demonstrasi mahasiswa yang akan berlangsung pada hari ini, pihaknya mengerahkan setidaknya 700 personel pasukan.
"Ada 700 personel untuk hari ini dan ada beberapa kota di Malang juga kami siapkan juga memang Malang dan Surabaya ini menjadi atensi khusus," ujarnya, Rabu, 25 September 2019.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan menyiapkan pasukan Asmaul Husna dan para Polwan agar dapat 'mendinginkan' suasana saat aksi massa berlangsung.
Advertisement