Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dicampur Agar Kulit Tidak Iritasi

Penggunaan banyak skincare dinilai akan lebih bermanfaat untuk kulit. Nyatanya, jika menggabungkan beberapa kandungan yang tidak sesuai justru akan menyebabkan iritasi.

oleh Henry diperbarui 13 Nov 2021, 19:50 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Perawatan kulit adalah hal yang penting, tidak hanya bagi wanita, tapi juga pria. Perawatan kulit dibutuhkan untuk menjaga kesehatan serta elastisitas kulit yang akan terus berubah seiring penuaan atau paparan polusi.

Berbagai produk kecantikan, mulai dari toner, serum, pelembap hingga krim anti aging memiliki fungsi dan kandungannya masing-masing. Karenanya, kita kerap menggunakan berbagai macam produk untuk mengatasi kompleksitas permasalahan kulit yang ada.

Tanpa kita sadari, berbagai kandungan yang ada pada skincare yang kita gunakan memiliki zat kimia maupun vitamin alami yang tidak boleh sembarang dicampur satu sama lainnya. Jika ada kesalahan pencampuran ini, kulit bisa mengalami radang seperti kemerahan dan iritasi.

"Masalah yang terjadi jika mencampurkan berbagai komposisi pada produk perawatan kecantikan adalah iritasi dan bisa menyebabkan alergi. Hal ini juga bisa membuat kedua komposisi mematikan fungsi satu sama lain, sehingga menjadi tidak efektif penggunaannya," ujar Dr. Lisa Kellett, seorang dokter kulit saat diwawancarai oleh Global News.

Karenanya, dibutuhkan pengetahuan lebih untuk mencegah terjadinya kesalahan ini. Liputan6.com merangkum empat skincare yang tidak boleh dicampur kandungannya, dilansir dari Global News, 25 September 2019.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Retinol dan Vitamin C

Ilustrasi, perempuan pakai micellar water. (thehealthsite.com)

Retinol merupakan kandungan turunan dari vitamin A. Biasanya retinol terdapat dalam kandungan krim anti aging karena memang ampuh untuk melawan penuaan. Hal yang sama juga dilakukan oleh vitamin C. Kedua vitamin ini bisa menyamarkan garis kerutan, menyamakan warna kulit dan mengencangkan. Tapi, jika keduanya dicampurkan maka bisa berakibat iritasi pada kulit.

Vitamin A bisa membuat kulit menjadi fotosensitif, yang berarti memudahkan reaksi kepada sinar matahari. Sedangkan, vitamin C tidak bereaksi jika terkena sinar. Dianjurkan untuk menggunakan perawatan yang ini secara terpisah, seperti produk yang mengandung retinol digunakan pada malam hari dan vitamin C pada siang hari.

 


2. Oil-based dan Water-based Skincare

Ini adalah uji sains sederhana, seperti yang sudah diketahui bahwa minyak tidak bisa larut dalam air. Sama halnya dengan perawatan kulit, minyak akan menghilangkan manfaat dari produk berbahan air untuk menyerap ke kulit. Dr. Lisa Kellet mengatakan bahwa kedua kandungan ini bisa digunakan jika Anda mencuci wajah dengan produk yang water-based dan pelembap yang oil-based.

Tapi, jika Anda menggunakan pelembap atau toner yang berlawanan tersebut, akan menyulitkan kedua kandungan untuk meresap ke kulit. Sebaiknya, sesuaikan penggunaan perawatan yang mengandung air atau minyak dengan jenis kulit Anda. Kulit yang tipe berminyak, tidak membutuhkan skincare yang oil-based, begitu juga sebaliknya pada kulit kering.

 


3. Benzoil Peroksida dan Hydroquinone

Sebaiknya, Anda mengecek kandungan pada produk kecantikan Anda karena kedua ini adalah zat kimia yang mungkin jarang diperhatikan. Benzoil peroksida adalah zat kimia yang biasa terdapat pada produk penghilang jerawat, sedangkan hydroquinone adalah zat yang dapat menangani penggelapan pada bagian kulit, seperti flek, bekas luka bahkan bekas jerawat.

Dapat dibayangkan, hydroquinone akan mempercepat regenerasi kulit dan benzoil peroksida akan menurunkan radang dari kulit akibat jerawat. Namun, jika keduanya dicampur, kulit akan "kaget" karena masih dalam tahap yang sensitif. Sebaiknya, gunakan kedua produk yang mengandung zat ini secara bertahap saat kondisi kulit sudah mulai membaik.

 


4. Salicylic Acid dan Glycolic Acid

Secara garis besar, fungsi salicylic acid (asam salisilat) adalah penghilang jerawat. Sedangkan glycolic acid adalah kandungan yang dapat digunakan untuk meremajakan kulit. Dr. Lisa Kellet mengatakan kedua asam ini mengandung sifat keratolitik, yang berarti melunakkan keratin kulit.

Hal ini berarti sel kulit mati lebih mudah terangkat. Jika digabungkan keduanya, akan memberikan efek double kepada kulit sehingga dapat menipiskan lapisan kulit dengan lebih cepat. Kulit yang tips akan mempermudah iritasi pula. (Novi Thedora)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya