Liputan6.com, Jakarta - Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengeluarkan surat edaran mengenai aksi demo yang digelar pada 25-26 September 2019 di Gedung DPRD Jawa Timur (Jatim).
Surat edaran tersebut dengan Nomor:B/56962/UN38/HK.01.01/2019 pada 23 September 2019. Dalam surat edaran itu, Rektor Unesa menyatakan sejumlah hal mengenai perkembangan situasi yang terjadi akhir-akhir ini dan maraknya informasi yang beredar di media sosial terkait ajakan berpartisipasi dalam aksi mahasiswa pada 25 dan 26 September di Gedung DPRD Jatim.
Advertisement
Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Nurhasan menyatakan kalau segala bentuk kegiatan aksi mahasiswa itu merupakan aktivitas pribadi di luar tanggung jawab institusi. Selain itu, Unesa secara kelembagaan tidak terlibat dalam aksi mahasiswa pada 25-26 September di Gedung DPRD Jatim.
Unesa tetap melaksanakan kegiatan akademik dan proses belajar mengajar berlangsung sebagaimana biasanya tanpa meliburkan perkuliahan. Selain itu, segenap civitas Unesa wajib menjaga keamanan, dan ketertiban kampus, serta menjaga situasi tetap kondusif.
Demikian surat edaran ini untuk dilaksanakan dan digunakan sebagaimana mestinya. Surat edaran tersebut juga ditandangani oleh Rektor Unesa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Polda Jatim Terjunkan 700 Personel
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur (Jatim) menerjunkan sebanyak 700 personel untuk mengamankan aksi demonstasi mahasiswa menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di Surabaya, Jawa Timur.
"Ada 700 personel untuk hari ini. Ada beberapa anggota di Malang, saya siapkan juga. Memang Malang dan Surabaya ini menjadi atensi khusus,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di depan Gedung DPRD Jatim di Surabaya, seperti dilansir Antara, Rabu, 25 September 2019.
Ia menuturkan, kedatangannya ke Gedung DPRD Jatim untuk mengecek ulang kesiapan dan kelengkapan anggotanya. Terutama mengecek penggunana senjata oleh anggotanya.
“Kami cek tadi satu per satu, bagaimana cara penggunaannya. Kapan saat menggunakan gas air mata dan kami cek tidak ada yang membawa senjata, baik itu karena maupun tajam,” ujar dia.
Selain itu, pihaknya juga mengecek kondisi psikologi dan kesehatan dari anggota yang diterjunkan untuk mengawal aksi mahasiswa. Hal ini dilakukan agar emosi polisi tidak mudah terpancing.
“Ini untuk meyakinkan mereka polisi psikologisnya harus betul-betul siap, siap dalam artian tidak terpancing emosional. Dan kami sudah perintahkan anggota provos, untuk semua mengawasi anggota yang memang melaksanakan pengawasan, jangan sampai nanti mahasiswanya, peserta demonya tertib, anggota saya tidak tertib atau mungkin sebaliknya,” ujar dia.
Polda Jatim menuturkan, akan mengawal mahasiswa hingga dapat menyampaikan aspirasi dengan baik. Akan tetapi, Luki mengimbau mahasiswa untuk melakukan aksi sesuai aturan yang ada.
Ia berharap unjuk rasa dilakukan dengan tertib agar tidak hal yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan Jawa Timur adalah cinta damai.
“Alhamdullilah kemarin dari beberapa kota kita bisa melihat tidak ada anarkis, masyarakat Jawa Timur cinta kedamaian. Masyarakat Jawa Timur terkenal dengan guyp dan rukunnya,” ujar dia.
Polda Jatim juga akan menyiapkan pasukan Asmaul Husna dengan mengedepankan polisi wanita pada aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPRD Jatim pada Kamis 26 September 2019.
“Kami ke depankan polwan besok kalau dalam jumlah besar. Mudah-mudahan dengan tampilnya polwan polwan yang nanti di depan, ini akan mendinginkan nanti pasukan anggota di belakang,” ujar dia.
Advertisement