Liputan6.com, Jakarta - PT PP Presisi (PPRE) optimistis dapat mencapai target perolehan kontrak baru sebesar Rp 5,8 triliun sampai akhir tahun meski situasi politik dalam negeri tak kondusif.
Seperti diketahui, kondisi ekonomi global yang melambat imbas dari perang dagang serta tertundanya pelaksanaan proyek, sangat berpengaruh terhadap sektor konstruksi.
Baca Juga
Advertisement
Direktur Utama PP Presisi Iswanto Amperawan mengatakan keyakinan dapat mencapai target perolehan kontrak baru Rp 5,8 triliun mengacu pada, pertama, potensial feeding yang akan didapat dari PTPP selaku Entitas Induk sebesar Rp 4,0 triliun hingga Rp 4,7 triliun yang berasal dari proyek jalan tol Semarang-Demak, smelter feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, smelter alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, Pembangkit listrik.
Kemudian, beberapa bendungan (bendungan Way Apu-Maluku, bendungan Bener- Purworejo, Jawa Tengah, bendungan Tamblang-Bali, serta bendungan Lau Simeme- Deli Serdang, Sumatera Utara). Proyek-proyek tersebut sudah didapatkan oleh PT PP selaku induk usaha dan tinggal menunggu proses feeding kepada PPRE.
Kedua, PPRE juga sedang giat mengikuti beberapa tender proyek yang berasal dari dana APBN maupun swasta. Proyek yang bersumber dari dana APBN diantaranya pembangunan jalan nasional. Sedangkan tender proyek dari swasta adalah pembangunan jalan dan infrastruktur pertambangan di Kalimantan.
Ketiga, dalam rangka untuk meningkatkan utilitas peralatan, PPRE juga sedang melakukan proses penjajagan untuk pekerjaan penambangan nickel di Sulawesi Tenggara. Langkah PPRE untuk masuk ke penambangan nickel sejalan dengan tren harga nickel yang sedang tinggi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perolehan Kontrak Baru
Adapun perolehan kontrak baru hingga Agustus 2019 adalah sebesar Rp 2,7 triliun yang sebagian besar berasal dari proyek Trans Sumatra Toll Road yaitu Indrapura - Kisaran sebesar Rp 1,6 triliun.
Kemudian, Trans South Road Lot 9-South Java (ruas Balekambang-Kedungsalam) sebesar Rp 175 miliar, Overlay bandara Mingkabau sebesar Rp 75,8 miliar, Patimban port (Cement Deep Mixing) sebesar Rp 115 miliar serta bendungan Manikin sebesar Rp260 miliar.
"Untuk menunjang proyek-proyek baru yang dikerjakan, hingga Agustus 2019, kami telah merealisasikan capex sebesar Rp 478 miliar atau 43% persen dari anggaran capex sebesar Rp 1,1 triliun, berupa pembelian alat-alat berat”, tutup Iswanto.
Advertisement