Ingin Juara MotoGP Lagi, Ducati Mulai Rayu Marc Marquez

Ducati sudah paceklik gelar sejak terakhir kali menjuarai MotoGP pada 2007. Saat itu masih ada Casey Stoner, kini

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2019, 14:10 WIB
Ekspresi Marc Marquez di podium juara MotoGP Aragon 2019, di Motorland Aragon, Minggu (22/9/2019). (AFP/Javier Soriano)

Liputan6.com, Aragon - Fenomena Marc Marquez membuat Ducati tergiur untuk merayunya gabung. Maklum, sejak terakhir kali juara lewat Casey Stoner pada 2007, Ducati belum lagi menjadi juara.

Pada 2017 dan 2018, mereka cukup dekat dengan gelar dunia, namun selalu digagalkan Marc Marquez dan Honda. Tahun ini, hal serupa bakal terjadi, namun fakta Andrea Dovizioso tertinggal 98 poin dari Marquez, membuat Ducati harus putar otak menghadapi masa depan.

Dua juara dunia lain sudah pernah digaet Ducati, yakni Valentino Rossi pada 2011 dan Jorge Lorenzo pada 2017. Sayangnya, kerja sama mereka hanya berlangsung dua tahun. Rossi hengkang karena sulit kompetitif, sementara Lorenzo pergi akibat terlambat mendapat kepercayaan para bos sebelum memenangi Mugello tahun lalu.

Kini, Ducati juga dikabarkan ingin menggaet satu lagi seorang juara dunia. Langkah tersebut bagai terwakili oleh pepatah, 'jika tak bisa mengalahkan, maka bergabunglah'. Ya, rider yang diincar Ducati adalah Marquez sendiri, yang justru selama tiga tahun belakangan menjadi rival utama mereka.

Tentunya memboyong Marc Marquez takkan jadi pekerjaan mudah. Rider Spanyol itu terkenal sangat setia pada Honda, dan bahkan berkali-kali mengaku punya utang budi besar pada pabrikan Sayap Tunggal, yang telah memberinya kesempatan naik ke MotoGP pada 2013 dan membawanya ke ambang gelar dunia kedelapan musim ini.

 

 

 


Mau Gelontorkan Gaji Tinggi

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, semakin kukuh di puncak klasemen sementara setelah menjuarai MotoGP Prancis 2019. (AFP/Jean-Francois Monier)

Uniknya, ini takkan jadi momen pertama Ducati mendekati Marquez. Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti, bahkan mengaku pernah menawarkan kontrak pada 2015 lalu. "Pada akhir 2015 dan pada awal 2016, Ducati mengevaluasi beberapa kemungkinan. Sebuah pemikiran juga kami bentuk untuknya, tapi tak ada kondisi yang mendukung," ujarnya via Corriere dello Sport.

Meski begitu, situasi saat ini sangat berbeda. Tahun 2020 nanti akan jadi tahun kedelapan Marquez di Honda, dan ada kemungkinan rider 26 tahun itu mencari tantangan baru lewat mengendarai motor lain. Selain itu, Ducati juga siap menggelontorkan biaya tinggi untuk gaji Marquez.

Perlu diingat, Ducati dikenal tak ragu-ragu memberi gaji besar: Jorge lorenzo digaji 25 juta euro untuk dua musim pada 2017-2018. Jadi, berapa yang bisa diberikan Ducati demi menyaingi gaji yang diberikan Honda kepada Marquez?

"Jujur saja, saya punya ide sendiri, tapi itu bakal jadi opini subyektif. Yang jelas lebih dari 10 juta euro, tapi hanya Honda dan Marc yang tahu," ujar Ciabatti seperti yang dilansir Tutto Motori.


Bisa Punya Kandidat Lain

 Kabarnya, menggaet Marquez pada 2021 mendatang adalah rencana utama Ducati. Meski begitu, jika rencana ini tak berjalan baik, Ducati sudah menyiapkan kandidat alternatif untuknya. Pebalap itu adalah Maverick Vinales, yang belakangan mengaku akan lebih terbuka soal tawaran yang ia terima pada masa silly season 2020.

Belakangan, Vinales sudah mulai vokal soal keinginannya hengkang dari Yamaha, berjanji takkan jadi rider pertama yang menentukan masa depannya pada awal 2020 mendatang. Baru-baru ini, ia juga diisukan ingin kembali ke Suzuki Ecstar, apalagi Fabio Quartararo telah mulai mengambil hati Yamaha sebagai salah satu bintangnya.

Apakah Marquez akan bergabung dengan Ducati? Atau justru Vinales? Kita nantikan perkembangan kabarnya ya, Bolaneters!

Sumber: Corriere dello Sport/Tutto Motori

Disadur dari Bola.net(Richard Andreas, published 26/7/2019)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya