Ribuan Mahasiswa Mulai Berdatangan ke Gedung DPRD Jatim

Peserta aksi gabungan mahasiswa mulai berorasi di perempatan sekitar Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2019, 13:11 WIB
Patung Suro lan Boyo ikon Kota Surabaya karya Sigit Margono. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi mulai berdatangan ke Gedung DPRD Jawa Timur (Jatim) di Jalan Indrapura Surabaya.

Pantauan Antara di lokasi yang dikutip pada Kamis (26/9/2019), para peserta aksi sudah memenuhi Jalan Bubutan yang jaraknya 1 kilometer dari titik pusat demo di Gedung DPRD Jatim.

Bahkan, di perempatan sekitar Tugu Pahlawan peserta aksi sudah mulai berorasi dan membentangkan spanduk maupun poster bertuliskan penolakan terhadap beberapa rancangan undang-undang serta pembatalan undang-undang.

Tak hanya mahasiswa, peserta demo juga diikuti ratusan buruh, serta puluhan pelajar tingkat SMA/SMK.

Sampai di depan gedung wakil rakyat, peserta aksi disambut oleh Pasukan "Asmaul Husna" yang berasal dari Polwan Polda Jawa Timur berhijab serta aparat TNI bersurban.

"Selamat datang rekan-rekan kami, adik-adik mahasiswa dan mahasiswi," ucap salah seorang personel Polwan melalui pengeras suara.

Selain itu, dari pengeras suara juga diperdengarkan shalawat maupun 99 asma Allah.

Mendengar alunan shalawat, peserta aksi serentak diam hingga menunggu selesai untuk kemudian melanjutkannya dengan orasi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Siagakan Pasukan Asmaul Husna

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur (Jatim) menyiagakan pasukan "Asmaul Husna" yang terdiri dari anggota Polwan. Hal ini dengan harapan mampu mendinginkan suasana demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Timur Jalan Indrapura Surabaya, Kamis, 26 September 2019.

"Pasukan ini diharapkan akan mendinginkan situasi. Pasukan ini kami bentuk sendiri untuk pendekatan yang berbeda," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan saat mengecek pasukan di depan Gedung DPRD Jatim dilansir Antara.

Luki mengatakan, untuk mengawal aksi menolak beberapa rancangan undang-undang kali ini Polri dan TNI menurunkan total 2.700 personel.

Jenderal polisi bintang dua itu juga memastikan seluruh personel tersebut tidak akan membawa peluru jenis apa pun.

"Saya sudah diperiksa tidak ada peluru tajam maupun karet. Peluru hampa ada, itu pun nanti atas perintah. Jadi tidak seperti yang dibayangkan oleh para mahasiswa atau para masyarakat yang akan demo," ujar dia.

Pihaknya berterima kasih kepada semua elemen, terutama mahasiswa yang meskipun aksi turun ke jalan, namun tetap membuat situasi di Jatim aman dan kondusif.

"Saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat Jatim yang di dua hari berturut-turut ada unjuk rasa, tapi sangat kondusif. Dan kami di sini TNI-Polri akan mengawal jalannya unjuk rasa," tutur dia.

Kondusifnya aksi di Jatim, kata dia, tak terlepas dari masyarakatnya yang religius, termasuk banyaknya pondok pesantren dan santri yang membuat Jatim berbeda dengan daerah lain.

Polda Jatim berjanji akan mengawal serta mengamankan para demonstran dengan pendekatan yang lebih humanis, asalkan para mahasiswa tetap melakukan aksi dengan tertib dan damai.

"Saya akan kawal dengan di belakang kami ada TNI dan Polri. Bahkan, ada Polwan yang akan menyambut para pedemo. Kami tidak seperti yang dipikirkan oleh para pedemo. Insya Allah kami akan dari awal sampai akhir, kami akan mengawal mereka dan anggota dewan akan menerima aspirasi mereka," ujar dia.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya