Liputan6.com, Surabaya - Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (Persero), Dian M. Noer mengatakan sampai dengan Agustus 2019, Surveyor Indonesia mencapai pendapatan sebesar Rp 842 miliar. Sedangkan laba sebelum pajak Rp 130 miliar.
Pendapatan tersebut terutama merupakan kontribusi dari sektor Migas dan Mineral Batubara dengan porsi 64 persen dari total pendapatan. Sektor pun migas memberi sumbangan besar untuk laba, yakni 58 persen.
Dia mengatakan, untuk tahun 2019, pihaknya menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun. Target ini sebagaimana tercantum dalam RKP tahun 2019 Surveyor Indonesia.
"Melihat kinerja pendapatan hingga Agustus, kami optimistis, target tersebut dapat dilampaui," kata Dian di Surabaya, Kamis (26/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Dian, dalam menghadapi tantangan global, di usianya yang ke-28, Surveyor Indonesia telah berhasil menggandeng perusahaan global multinasional seperti Systra (Transportation) Siemens ( Operation and maintainance ), Airport D France untuk support kegiatan operasional Surveyor Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.
Sinergi BUMN terus dibangun dan bertambah, menghasilkan kontrak-kontrak baru, hal ini menunjukkan bahwa Surveyor Indonesia semakin dipercaya. Sinergi yang telah terjalin dengan banyak BUMN.
Surveyor Indonesia juga mulai mengembangkan bisnis anorganik dalam penyediaan ketenagalistrikan bekerja sama dengan BUMN besar dari korea (Kowepo). Diharapkan ke depan akan terus berkembang sejalan dengan bisnis Surveyor Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Migas
Dalam menghadapi persaingan usaha, Surveyor Indonesia melakukan inovasi-inovasi terutama dalam menyajikan pelayanan dan solusi total bagi para pengguna jasa.
"Kami telah menyelesaikan perbaikan proses bisnis internal dengan otomasi sistem melalui pemanfaatan teknologi informasi," ujar Dian.
Dia menyebutkan, beberapa proyek strategis yang telah dikerjakan antara lain dalam sektor Migas, Surveyor Indonesia mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur Migas dan Sistem pembangkit, menjadi Independent Assurance dalam transaksi Government to Bussiness (G to B) dan Bussiness to Business (B to B) serta fasilitas produksi energy primer.
Dalam Sektor Penguatan Institusi dan Kelembagaan, Surveyor Indonesia melakukan pemastian transaksi perdagangan ekspor/impor barang sesuai dengan regulasi pemerintah. Surveyor Indonesia juga memastikan implementasi kebijakan tentang pengelolaan lingkungan hidup dan K3 dan menjadi konsultan dalam menunjang program kegiatan pemerintah.
Dalam bidang sektor Mineral batubara, Surveyor Indonesia melakukan diversifikasi jasa Quantity dan Quality Mineral dan Batubara dalam rangka Pengawasan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), mengembangan jasa survey explorasi tambang mineral dan batubara dan jasa survey Geoteknik dan Geofisik (G&G) dalam rangka Pengawasan produksi tambang.
Advertisement
Infrasruktur
Sementara itu, dalam sektor Infrastrustur Surveyor Indonesia mengembangkan jasa konsultansi perencanaan dan pengawasan proyek bandara, pelabuhan, jalan dan kereta api, dan pengembangan pasar melalui diversifikasi produk TKDN.
Melihat kinerja Surveyor Indonesia selama ini yang mengalami pertumbuhan kinerja keuangan yang cukup baik, menunjukkan bahwa Surveyor Indonesia merupakan BUMN yang sehat, strategis, dan dinamis. Diharapkan, dengan kondisi tersebut, Surveyor Indonesia dapat memantapkan diri sebagai perusahaan independent assurance nasional yang diakui dunia dalam memberikan solusi menyeluruh kepada pelanggan.
"Surveyor Indonesia bangga menjadi bagian dari pembangunan bangsa. Kami hadir untuk Negeri," tegas dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com