Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah penumpang mengemukakan perbedaan fasilitas pada saat mereka merasakan menempuh perjalanan menggunakan kereta Light Rapid Transit (LRT) dan kereta Rel Listrik (KRL).
Dilansir Antara, Kamis (26/9/2019), fasilitas yang dimiliki LRT secara umum tidak memiliki perbedaan signifikan dengan KRL, namun fasilitas khusus kaum disabilitas masih terbatas di dalam gerbong kereta berkapasitas maksimal 270 orang per rangkaian kereta.
Advertisement
Jika KRL tidak menyediakan area khusus bagi pengguna kursi roda, LRT justru memberikan tempat khusus tersebut sebanyak dua titik di setiap gerbong.
Area khusus pengguna kursi roda bagi disabilitas itu berada di sisi pintu kereta yang dilengkapi penanda stiker serta bantalan dinding kereta dan tali pengikat kursi roda.
Tetapi LRT, tidak menyediakan kursi khusus penyandang disabilitas layaknya KRL sebanyak 12 kursi per gerbong.
Penyandang disabilitas hanya duduk di rangkaian kursi yang sama dengan penumpang umum, hanya posisinya saja yang didekatkan dengan pintu masuk dan keluar.
General Manager Operasi dan Pelayanan PT LRT Jakarta, Aditya Kesuma mengatakan, kelebihan lain dari LRT adalah dimensi lintasan yang tidak banyak memerlukan lahan.
"Lintasannya gak lebih ramping, sehingga saat pembangunan tidak butuh lahan besar. Selain itu untuk manuver juga lebih lincah dengan radius belok yang tajam," kata Aditya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Fasilitas yang disediakan
Sementara itu, menurut penumpang yang melakukan uji coba, ada perbedaan pada kursi di LRT dan KRL.
"Kalau dibandingkan, kursi duduknya lebih enak di KRL, sebab ada bantalan busanya. Sementara LRT materialnya stainless, jadi agak kurang nyaman. Agak licin dan keras," kata penumpang LRT, Yohana.
Menurut warga Kampung Melayu, Jakarta Timur itu, dimensi gerbong LRT relatif lebih kecil dari KRL.
"Kalau sensasi laju keretanya sih sama saja dengan KRL, tidak banyak getaran. Cuma suara AC-nya aja rada berisik," kata Yohana.
Penumpang lainnya, Aulia mengkritisi ketiadaan gerbong khusus perempuan di LRT.
"Seharusnya ada gerbong khusus perempuan juga seperti yang dilakukan KRL, jadi kita yang perempuan lebih diprioritaskan dari laki-laki, khususnya saat penumpang padat," ujar Aulia.
Aulia dan Yohana adalah penumpang yang sengaja naik LRT dari Stasiun Velodrome menuju Kelapa Gading selama masa uji coba yang masih digratiskan.
(Desti Gusrina)
Advertisement