Kapolri Sebut Ada yang Meninggal saat Demo di Dekat DPR, Bukan Mahasiswa dan Pelajar

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, tidak ada pelajar atau mahasiswa yang meninggal dunia dalam bentrok atau dalam demo di sekitar DPR.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Sep 2019, 19:31 WIB
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tersenyum saat tiba menghadiri Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (16/8). Tema sidang tahunan kali ini Bhinneka Tunggal Ika. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, tidak ada pelajar atau mahasiswa yang meninggal dunia dalam bentrok atau dalam demo di sekitar DPR. Orang yang meninggal itu diduga perusuh karena bertindak anarkistis.

"Yang ada informasi bahwa tadi malam pada saat di daerah Slipi itu memang ada bentrok antara pasukan TNI dan Polri dengan masyarakat perusuh, perusuh karena mereka membakar pos, merusak mobil kendaraan, menutup jalan raya, melempar menggunakan batu, flare persis seperti peristiwa 21–22–23 Mei lalu. Itu di daerah Slipi," kata Tito soal demo mahasiswa kemarin di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Kemudian, lanjut dia, beredar informasi ada demonstran yang pingsan dan dibawa ke RS Polri.

"Informasi yang sementara ini yang saya terima tadi pagi yang bersangkutan meninggal dunia bukan pelajar, bukan mahasiswa tapi kelompok perusuh itu dan tidak ada satu pun luka tembak atau pun luka bekas penganiayaan, tidak ada," lanjut dia.

Dia menegaskan, sudah memerintahkan ke anggotanya untuk tidak menggunakan senjata berpeluru karet maupun tajam. Terlebih, di lokasi demo juga terdapat masyarakat yang tidak ikut berunjuk rasa.

"Karena saya juga sudah memerintahkan untuk tidak ada menggunakan senjata. Termasuk peluru tajam peluru karet pun tidak. Sehingga diduga hasil pemeriksaan sementara, kemungkinan besar kekurangan oksigen. Karena kan itu padat sekali, padat sekali masyarakat yang ada di situ. Atau mungkin dia ada gangguan lain fisiknya di dalam tubuhnya," ungkapnya.

 


Autopsi

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menunjukkan sketsa tersangka kasus penyerangan Novel Baswedan usai pertemuan tertutup dengan Presiden Jokowi di Istana, Jakarta, Senin (31/7). Polri akan membentuk tim gabungan Polri-KPK (Laily Rachev/Biro Pers Setpres)

Kapolri mengaku belum tahu penyebab meninggalnya demonstran tersebut. Oleh karena itu, Polri akan melakukan autopsi.

 

"Nanti kita akan koordinasi ke keluarga korban kalau boleh kita lakukan autopsi, kita akan lakukan autopsi," kata Tito tanpa mengungkapkan indentitas korban.

Dia kembali mengingatkan, tidak ada pelajar dan mahasiswa pada saat peristiwa tadi malam di Jakarta.

"Kemarin juga tidak ada demo mahasiswa di Jakarta yang ada anak-anak SMA yang kemudian disuruh, dan kemudian mereka juga diongkosi dan mereka diamankan di Polda dengan baik-baik. Kemudian di-interview dan sebagian besar sudah dipulangkan. Ini peristiwanya segmen kedua, malam. Malam itu melakukan aksi perusakan," tutur Tito.

Dia tak percaya mahasiswa dan pelajar yang merusak fasilitas umum kemarin. Dia meyakini, masyarakat Jakarta paham bagaimana jalan tol yang ada di dalam kota itu terhenti karena perusuh ini mendudukinya.

"Itu melempar petugas dengan batu, dengan flare persis yang dulu bulan Mei. Di RS Polri Bhayangkara tidak ada luka tembak karena memang tidak ada yang bersenjata. Kemudian juga diduga meninggal karena kekurangan oksigen atau mungkin faktor internal lainnya. Karena tidak ada bekas-bekas penganiyaan," ujar Tito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya