Polri Minta Jangan Ada Spekulasi Soal Penyebab Kematian Mahasiswa di Kendari

Dedi mengatakan, jangan membuat framing luka di tubuh mahasiswa itu akibat peluru tajam.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 26 Sep 2019, 23:12 WIB
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo memberi keterangan terkait penangkapan terduga teroris di Jakarta, Senin (6/5/2019). Sebelumnya, Densus 88/Anti Teror meringkus tujuh orang kelompok JAD jaringan Lampung dan menyita sejumlah barang bukti. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kematian mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara berinisial R masih diselidiki pihak kepolisian. Dia tewas saat mengikuti demo menolak RKUHP di kompleks DPRD Kendari, Kamis (26/9/2019).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, meminta masyarakat tidak berspekulasi terkait penyebab tewasnya mahasiswa tersebut. Meski pada jasad R terdapat luka di bagian dada sebelah kanan.

"Jadi belum dapat disimpulkan apa yang menjadi penyebab kematian," kata Dedi di Mabes Polri, Kamis malam (26/9/2019).

Dedi mengatakan, jangan membuat framing luka itu akibat peluru tajam. Sebab, dalam membuktikannya membutuhkan waktu. Dedi menyebutkan ada beberapa tahapan yang harus dilalui.

"Kalau peluru tajam akan didalami. Harus dicek dulu ada tidak proyektilnya, kalau ditemukan proyektilnya masih panjang urusannya, uji balistik dulu untuk menentukan jenis senjatanya. Jenis senjatanya harus ketemu juga apa pembandingnya. Jadi tidak boleh disimpulkan penyebab kematiannya karena peluru tajam," ujar dia.

Yang jelas, Dedi menegaskan, sesuai SOP seluruh anggota polri dalam pengamanan dan pengawalan pengunjuk rasa atau demo mahasiswa tidak dibekali peluru tajam.

"Hanya dibekali tameng kemudian water canon dan gas air mata," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Tewas Saat Demo

(Liputan6.com/ilustrasi)

Seorang mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggari meregang nyawa saat mengikuti demo menolak RUU KUHP di kompleks DPRD Kendari.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart membenarkan adanya mahasiswa yang tewas tersebut. Demontran yang tewas tersebut adalah Randi, mahasiswa Haluoleo.

"Benar, kejadiannya sekitar pukul 15.30 Wita. Korban terluka di bagian dada sebelah kanan. Meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Korem," ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (26/9/2019).

Holden Hart menyatakan, pihaknya saat ini sudah berkoordinasi dengan keluarga korban terkait kejadian ini. Korban saat ini akan dibawa ke Rumah Sakit Abunawas di Kendari untuk diautopsi.

Golden Hart belum bisa memastikan penyebab mahasiswa tersebut tewas.

"Harus menunggu hasil autopsi dulu baru bisa dipastikan penyebabnya," katanya.

Golden Hart menegaskan, pihaknya memastikan personel yang mengamankan demo di Sultra, termasuk Kendari tidak membawa peluru karet dan peluru tajam.

"Pagi tadi pukul 09.00 kita gelar apel memastikan tidak ada yang membawa peluru tajam dan peluru karet. Kita hanya menggunakan gas air mata," jelasnya.

Golden Hart menyatakan, saat ini kondisi Kendari sudah kondusif. Massa mahasiswa demo sudah membubarkan diri sekitar pukul 17.30.

"Tapi kita masih lakukan pengamanan untuk memastikan situasi kondusif," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya