Liputan6.com, Jakarta PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIWP2B) mulai memulihkan sistem kelistrikan di kota Wamena. Ini setelah dua hari pasca aksi massa yang terjadi di wilayah tersebut.
General Manager PLN UIWP2B Ari Dharmono mengatakan, sampai Kamis (26/9/2019) malam, kurang lebih 40 persen jaringan distribusi telah beroperasi dengan daya 3,5 Mega Watt (MW) yang dapat disalurkan ke pelanggan. Hal ini bertambah dari hari sebelumnya 1,5 MW.
Baca Juga
Advertisement
"Hingga siang ini kami sudah mulai memulihkan pasokan listrik di 3 jalan utama di Wamena, yaitu Jl. Yos Sudarso, Jl. Bhayangkara dan Jl Irian," kata Ari di Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Dengan pasokan listrik yang mulai pulih mencakup Kodim 1702 Jayawijaya, Batalyon Infanteri 765, Polres Jayawijaya, RSUD Wamena, Bandar Udara Wamena, AURI, Kantor Cabang BRI, Kantor Cabang Mandiri dan Hotel Baliem Pilamo.
"Seluruh penyulang telah bertegangan, namun masih belum pulih total. Kami akan lakukan perbaikan bertahap untuk jaringan, menunggu istruksi aparat keamanan," tambah dia.
Saat ini, PLN dibantu oleh Brimob dan Batalyon 765 yang pengamanan di pembangkit pembangkit.
Sebanyak 45 personel yang terdiri dari pegawai PLN dan mitra kerja diterjunkan, untuk membantu pemulihan sistem kelistrikan di lokasi tersebut. Tim juga membawa beberapa peralatan yang diperlukan untuk pemulihan dan sarana komunikasi.
Terdapat beberapa penyulang yang masih belum bisa dinyalakan karena jaringan masih mengalami kerusakan. PLN masih terus berjaga dan mengupayakan pelayanan kelistrikan dengan memaksimalkan penyulang yang masih beroperasi.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memulihkan pasokan listrik secepatnya, namun tetap memprioritaskan keamanan dan keselamatan petugas," tandasnya.
Kerusuhan Papua Tak Berdampak Besar ke Ekonomi Nasional
Kerusuhan kembali pecah di Wamena, Papua, pada Senin (23/9/209) yang menyebabkan 30 orang meninggal dan sekitar 70 orang terluka. Sementara itu, ratusan bangunan baik milik pemerintah maupun swasta dibakar dan dirusak.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, dampak kerusuhan di Papua tidak terlalu besar terhadap ekonomi nasional. Sebab, selama ini share ekonomi Papua masih kecil.
Baca Juga
"Dari aspek ekonomi karena share ekonomi papua terhadap ekonomi nasional relatif kecil maka dampaknya tidak besar," ujar Iskandar melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Sektor yang terganggu dengan adanya aksi demonstrasi berulang tersebut adalah sektor perdagangan. Sementara sektor lain seperti pertambangan tidak terpengaruh besar sebab pertambangan lebih terpengaruh sistem operasional penambangannya.
"Pertambangan kan tetap jalan dan tidak terpengaruh. Memang pada triwulan II 2014 mengalami kontraksi akibat pengalihan pertambangan terbuka ke bawah tanah, tapi bukan karena kerusuhan. Dampak kerusuhan lebih berpengaruh terhadap sektor perdagangan di Papua pada triwulan III tahun ini," jelasnya.
Pemerintah, kata Iskandar terus mengantisipasi dampak kerusuhan untuk jangka panjang. Dia berharap kerusuhan segera berakhir agar perdagangan segera pulih. "Di Papua saja ya. Yang terpenting menjaga keamanan seperti telah dilakukan," tandasnya.
Reporter: Anggun P Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement