Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan sterilisasi 500 perlintasan jalan dan kereta untuk mendukung The Java Northline Upgrading Project yang akan mengembangkan jalur kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya.
Proyek ini merupakan kerjasama antara Indonesia dengan Jepang, di mana Kementerian Perhubungan bertindak sebagai executing agency, dan Kementerian PUPR sebagai implementing agency.
Advertisement
"Kami ditugasi untuk memperbaiki atau mensterilkan kurang lebih sekitar 500 perlintasan sebidang dengan jalan raya di sepanjang perlintasan rel kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Kami akan membangun fly over dan underpass hingga jembatan penyeberangan orang (JPO) termasuk perbaikan jalan lingkungan di sekitarnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono lewat keterangan tertulisnya, Jumat (27/9/2019).
Adapun survei pembangunan kereta semi cepat ini sudah berjalan sejak Juni 2019 ,dan direncakan selesai pada Oktober 2020. Sementara kajian pembangunannya telah dilakukan Pemerintah Indonesia dengan tim konsultan Japan International Cooperation Agency (JICA) sejak 2017.
Menteri Basuki mengatakan, dalam pembangunannya akan menggunakan teknologi dan produk dalam negeri. Dia menganggap, penggunaan produk lokal bakal lebih hemat dalam biaya pengerjaan serta lebih cepat waktu penyelesaiannya.
"Misalnya pembangunan Flyover Antapani yang menggunakan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) terbukti bisa menghemat 40 persen dibandingkan beton biasa dan lebih cepat selesai 6 bulan. Produk lokal lainnya yang akan digunakan yakni precast concrete girder yang diproduksi oleh pengusaha lokal. Jadi nanti akan banyak produk dalam negeri yang akan kita manfaatkan," jelasnya.
Dimulai
Menurutnya, pengerjaan underpass, flyover dan JPO akan dimulai pada 2020 setelah melewati proses Feasibility Study (FS) kereta semi cepat yang diselesaikan pihak Jepang. Direncanakan pembangunan flyover bakal diterapkan pada perlintasan sebidang di wilayah perkotaan dan untuk wilayah pedesaan underpass.
"Setelah studi ini selesai kita mulai konstruksi fisik selama mungkin 2-3 tahun. Konektivitas di Pulau Jawa akan menjadi lebih lancar karena Merak, Jakarta, Demak, Semarang, Kudus, hingga Surabaya sudah tersambung. Termasuk juga nanti dari Cileunyi, Garut , Tasik kemudian Cilacap, Jogja dan Solo. Semua kita hubungkan," tuturnya.
Sementara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengestimasikan, pembangunan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bakal mengeluarkan dana hingga Rp 60 triliun. Biaya pembangunan berasal dari JICA dan biaya pembebasan lahan dari Pemerintah Indonesia.
Dia menargetkan kereta tersebut dapat beroperasi hingga Cirebon pada 2024, dan beroperasi secara menyeluruh hingga Surabaya pada 2025. "Kami berharap waktu tempuh Jakarta-Surabaya menjadi 5,5 jam atau berkurang 3,5 jam dari saat ini," pungkasnya.
Advertisement