Liputan6.com, Ambon - Kamis malam, (26/9/2019) usai gempa bumi Magnitudo 6,8 mengguncang wilayah Ambon, banyak warga memilih tidur di hutan atau menjauh ke tempat yang lebih tinggi. Namun tidak dengan Khalik Rahantan. Pria yang berstatus mahasiswa ini malah memilih mengungsi ke bilik ATM bank milik pemerintah di Jalan Dr H Tarmisi Taher.
"Tujuannya untuk menjaga aset negara," katanya.
Advertisement
Khalik juga merasa nyaman berada dalam bilik ATM bank tersebut. Selain full AC, di bilik ATM itu dia merasa sangat nyaman tanpa gangguan dan ancaman yang berarti.
Sementara itu, masyarakat yang mendiami pesisir pantai di Pulau Seram, Pulau Ambon, Pulau Haruku, Pulau Nusa Laut, Pulau Saparua tadi malam memilih tidur di hutan. Dengan beralaskan tikar dan beratapkan terpal, mereka memboyong keluarga dan sakan saudara ke hutan.
"Kami takut akan terjadi tsunami, sekarang semua sudah di hutan, kampung kosong," ujar salah satu warga dari Siri Sori Islam Kecamatan Saparua.
Hal yang sama juga dilakukan, masyarakat Desa Hualoy, Desa Latu dan sejumlah desa lainnya di Pulau Seram Kabupaten Seram Bagian Barat. Mereka mengungsi ke hutan karena lebih aman, lokasinya diketinggian dan jauh dari bangunan.
"Saat ini saya dan anak dan istri di gunung, warga di sini pakai tenda untuk menginap," ujar Nurdin warga Desa Hualoy.
Pantuan Liputan6.com hingga siang ini, aktivitas perkantoran di Kota Ambon masih belum pulih 100 persen. Pasar tradisional dan sejumlah mall terpantau masih tutup dan belum beraktivitas normal.