Liputan6.com, Aceh - Pelataran dua buah masjid di Kabupaten Bireuen terlihat ramai, Jumat siang (27/9/2019). Jemaah jumat belum beranjak pulang usai melaksanakan ibadah fardu ain.
Mereka berurung menunggu antrean di balai tempat ibadah. Saat itu sedang ada pembagian nasi bungkus gratis.
Advertisement
Sebanyak 1000 nasi bungkus dibagi-bagikan kepada para jemaah. Lokasinya di Masjid Al-Huda dan Al-Falah, Kecamatan Juli.
Pembagian nasi bungkus gratis diiniasi oleh Angkatan 94 Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Negeri Bireuen. Slogannya "94 Peduli Berbagi".
"Bubar salat jumat langsung kita bagi. Di Al-Falah sekitar 300, sisanya 750 di Masjid Baitul Huda. Karena tadi lebih 50 bungkus pas kita hitung," jelas koordinator kegiatan Meirinda Mutia (40), kepada Liputan6.com, Jumat siang (27/9/2019).
Lauknya bihun, ayam semur, plus kerupuk. Ada yang membawa pulang, namun, tidak sedikit yang memilih makan di tempat.
Para alumni sekolah Meirinda sambatan membeli nasi bungkus-nasi bungkus tersebut. Ini kali kedua ibu kepala empat itu patungan sama sejawatnya untuk membagi-bagikan 1000 nasi bungkus gratis.
"Dulu pernah kita lakukan sekali bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan," jelasnya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Berawal dari Grup WhatsApp
Kegiatan bagi-bagi nasi bungkus berawal dari percakapan di grup WhatsApp alumni. Meirinda dan sejawatnya sudah pernah melakukan hal sama, namun, jumlahnya hanya 100 bungkus ke atas.
Terketuklah niat Meirinda meningkatkan jumlah derma. Intensi itu pun diamini sejawatnya.
"Ternyata teman-teman di grup setuju," ujarnya.
Grup beranggotakan seratus orang itu pun urunan. Nasi dibeli dari uang yang telah terkumpul.
"Jadi dikirim dana, karena ada alumni yang di luar negeri. Ada menyanggupi 100, ada 50 bungkus, tapi tidak semua," kata dia.
Apa yang dilakukan Meirinda dan sejawat mengingatkan ungkapan Lucius Annaeus Seneca. Seorang filsuf, negarawan, dan penulis drama Romawi pada Zaman Perak sastra Latin.
"Orang yang mementingkan diri sendiri tidak dapat hidup bahagia."
Membagi-bagikan nasi bungkus sejatinya sudah lama dilakukan Meirinda dan sejawat. Namun, jumlahnya tak sebanyak saat ini.
Targetnya tukang ojek, tukang becak, petugas parkir, hingga petugas kebersihan. Awalnya sempat dicurigai membawa embel-embel politik karena dimulai dalam situasi jelang kontestasi.
"Awalnya sempat curiga kalau itu program calon legislatif dari partai. Kami bilang kalau ini tidak ada politiknya sama sekali apalagi pencitraan," pungkas lulusan teknik kimia itu.
Advertisement