Liputan6.com, Surabaya - 50 orang terduga provokator saat demonstrasi mahasiswa di Gedung DPRD Jawa Timur di Jalan Indrapura, Surabaya, pada Kamis 26 September 2019, saat ini sudah dilepas dan hanya dikenakan wajib lapor.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol, Frans Barung Mangera mengatakan, dari puluhan orang tersebut, 46 terduga provokator diamankan saat demonstrasi sedang berlangsung. Sementara empat lainnya, merupakan pelaku vandalisme yang diamankan saat subuh.
"Total 50 orang yang diamankan terdiri dari dua pelajar sekolah dasar (SD), 25 pelajar SMP hingga SMA-SMK dan 23 orang dewasa," kata Barung, Kamis (27/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dari 50 orang yang diamankan, ada beberapa orang yang masih menjalani pemeriksaan 1 x 24 jam di Mapolrestabes Surabaya. Kemungkinan besar kesemuanya akan dilepas. "Saat ini sudah kami lepas dan hanya wajib lapor," kata Barung.
Barung menambahkan, pihaknya memiliki alasan menangkap puluhan orang ini. Beberapa yang diamankan karena melakukan upaya provokasi saat aksi tersebut.
Ada yang tertangkap melemparkan batu hingga botol ke arah petugas. Ada pula pelajar SMP yang diamankan lantaran melemparkan bom molotov ke petugas.
Sedangkan untuk barang buktinya, Barung menyebut, pihaknya mengamankan 27 ponsel milik para pelaku. Beberapa batu hingga kapak yang dilempar. Ada juga kaleng cat semprot pada pelaku vandalisme.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gubernur Khofifah Apresiasi Demo Mahasiswa di Surabaya Berjalan Tertib
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi aksi demo gabungan mahasiswa dan masyarakat pada Kamis, 26 September 2019 di Surabaya berjalan tertib.
Mengutip instagram @khofifah.ip, Jumat, 27 September 2019, Khofifah menulis, kalau pihaknya akan meneruskan aspirasi mahasiswa kepada pemerintah pusat. Ia pun mengapresiasi aksi mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya dengan damai dan tertib.
"Kepada seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat yang telah menyampaikan aspirasinya dengan damai dan tertib di seluruh wilayah Jawa Timur, atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur saya ucapkan terimakasih” tulis Khofifah.
Ia mengatakan, kalau mendukung aksi tersebut karena bagian dari demokrasi. "Secara prinsip saya mendukung aksi tersebut sebagai bagian dari dialektika dan perwujudan demokrasi. Asalkan, tidak merusak fasilitas umum maupun menganggu ketertiban umum. Dan, alhamdullilah hal tersebut tidak terjadi di Jawa Timur,” tulis dia.
Khofifah Indar Parawansapun mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk terus menjaga suasana Jawa Timur tetap aman dan kondusif sehingga seluruh kegiatan ekonomi, pendidikan, pemerintahan bisa terus berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada kekhawatiran.
"Terima kasih kepada Bapak Kapolda yang memimpin langsung pengawalan aksi damai kemarin. Juga kepada semua aparat kepolisian dan TNI serta warga Jawa Timur lainnya,” tulis dia.
Advertisement