Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyampaikan hingga akhir tahun 2019 akan ada 13 ruas jalan tol yang akan mengalami kenaikan tarif.
"Semuanya ada 13 ruas yang diproses (kenaikan tarif sampai akhir tahun)," kata Kepala BPJT Danang Parikesit di Gedung BEI, Jumat (27/12/19).
Advertisement
Danang menjelaskan, kenaikan tarif tersebut bukanlah tiba-tiba, melainkan memang sudah waktunya yakni sesuai perjanjian pengusahaan.
Adapun dua diantara 13 ruas tol yang akan mengalami kenaikan tarif adalah ruas Jakarta-Tangerang dan Tol Jagorawi.
Untuk ruas jalan tol Jakarta-Tangerang sudah mendapat restu oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Sementara untuk ruas Tol Jagorawi masih dalam proses.
"Yang sudah itu jakarta tangerang sudah ditandatangani pak menteri. tapi pak menteri berpesan kita lihat situasi di masyarakat ya," jelas dia.
Adapun untuk besaran kenaikannya, Danang menambahkan, bergantung angka inflasi per daerah. Jadi tiap daerah besaran kenaikan tarif berbeda-beda tiap daerah.
"Ya sesuai inflasi, inflasi daerah kan beda-beda. Jadi data itu kita dari BPS (Badan Pusat Statistik)," paparnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Periode Kedua, Jokowi Bakal Bangun Jalan Tol Sepanjang 2.084 Km
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan akan membangun jalan tol sepanjang 2.084 km yang akan beroperasi pada periode 2020-2024.
Hal itu diungkapkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam seminar bertema 'Masa Depan Jalan Tol Indonesia' di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Visi Presiden terpilih meneruskan pembangunan infrastruktur. Di tahun 2020-2024 akan terus dilakukan pembangunan (jalan tol) di samping pembangunan SDM," ujarnya di Gedung BEI, Jumat (27/9/2019).
Basuki melanjutkan, konektivitas akan terus ditingkatkan untuk membuat ekonomi di Pulau Jawa kian efisien. Seperti salah satunya menghubungkan jalan tol dengan kawasan industri.
"Jawa mudah-mudahan 5 tahun kedepan sudah jadi kota besar. Kan sekarang sampai ke Semarang turun ke Solo Madiun Surabaya," ujarnya.
Dia menjelaskan, pembangunan jalan tol perlu ditingkatkan kedepan mengingat aktivitas transportasi didominasi oleh angkutan darat.
"Sistem jalan tol masih sangat diandalkan untuk memenuhi misi konektivitas. Pengembangan pelabuhan bandara dan jaringan KA. Ini bisa membuat ekonomi Jawa lebih efisien dan berkeadilan," paparnya.
Advertisement