Tim Siber Polri Buru Penyebar Ajakan Pelajar Demo Ricuh di Kompleks DPR

Polri menggandeng KPAI dan Kementerian Pendidikan akan memberikan literasi digital agar para pelajar paham tindakan apa yang mereka lakukan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 28 Sep 2019, 07:25 WIB
Pelajar berhadap-hadapan dengan barikade polisi saat berdemonstrasi di Jalan Layang Slipi, Petamburan, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Bentrok pelajar dengan polisi yang terjadi sejak siang hingga malam tersebut dipicu kekerasan yang dialami pelajar saat demo di Gedung DPR. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Direktorat Siber Bareskrim Polri dan Siber Polda Metro Jaya memburu penyebar pesan ajakan untuk para pelajar berunjuk rasa di Kompleks DPR RI Senayan pada Rabu, 25 September 2019.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya tengah memprofiling terlebih awal para akun penyebar ajakan tersebut.

"Kita memprofiling dahulu akun-akun menyebarkan konten yang bersifat ajakan kepada sekolah dan siswa untuk melakukan tindakan demo ke Jakarta, jika ditemukan unsur pidana, kita akan lakukan penindakan," kata Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 27 September 2019.

Selain penindakan, Polri juga melakukan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak lagi diulangi oleh mereka yang rata-rata adalah pelajar kelas menengah tersebut.

Dengan menggandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI dan Kementerian Pendidikan, Polri akan memberikan literasi digital agar para pelajar paham tindakan apa yang sebenarnya mereka kemarin.

"Literasi digital ke masyarakat dan sekolah harus aktif memberikan edukasi ke siswanya, agar masyarakat paham terutama para siswa," ujar Dedi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ada Penumpang Gelap

Kabiropenmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dedi mengatakan, Polri telah mengendus dugaan adaya penumpang gelap yang menunggangi aksi massa dilakukan mahasiswa berujung ricuh pada 24 September 2019 tersebut. Jenderal bintang satu ini meyakini, aksi yang awalnya berlangsung damai mendadak bisa pecah dan anarkis hingga menyebabkan korban luka.

"Jadi ada indikasi aksi kemarin tidak murni aksi penyampaikan pendapat tapi ada oknum atau penumpang gelap yang memanfaatkan momen agar aksi berakhir ricuh," katanya.

Namun menurut jenderal bintang satu ini, hal itu masih didalami lebih lanjut terdahulu oleh Polri terkait siapa saja yang diduga bermain.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya