Pengurus PDIP Temui Petani di Cirebon

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, rencana ke Cirebon merupakan komitmen partai.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 28 Sep 2019, 08:05 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam acara pendidikan kader di Jawa Timur. (foto: dokumentasi PDIP)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pengurus Pusat PDIP menemui para petani di Cirebon, hari ini. Meskipun, kondisi politik kian menghangat.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, rencana ke Cirebon merupakan komitmen partai. Selain menyapa konstituen yang petani, juga bagian dari melestarikan budaya.

"PDI Perjuangan sesuai dengan komitmennya untuk respek terhadap seluruh keanekaragaman masyarakat Indonesia, hari ini kami akan datang ke Cirebon menghadiri gelar budaya Cai Diraga dengan tema festival tahu gejrot," kata Hasto sebelum bertolak ke Cirebon di kantor DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (28/9/2019).

Dia menegaskan, meskipun acara tersebut terkesan sederhana. Tapi ini menunjukkan bagaimana komunitas petani menjaga nilai-nilai kebudayaan yang ada.

"Acara ini nampaknya sederhana, tapi dengan penuh semangat berdikari, penuh dengan gelora semangat untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah, dan dari aspek filosofisnya rasa cinta terhadap alam semesta, rasa cinta terhadap tanah air yang dilaksanakan oleh perkumpulan petani," kata Sekjen PDIP ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Gotong Royong

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memberi keterangan terkait Pemilu 2019 saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (16/4). Kelima, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan jajarannya memenangkan pilpres dan pileg sebagai satu tarikan napas perjuangan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hasto menuturkan, acara ini menunjukkan juga bagaimana dengan budaya Indonesia, masyarakat mampu menghadapi gejolak modernisasi yang berlangsung. 

"Karena berkaitan dengan konstituen utama PDI Perjuangan, kami secara khusus menghadiri acara tersebut," kata Hasto.

"Sekaligus mengangkat suatu tradisi kebudayaan yang telah hidup, yang telah menjadi satu aturan, tuntutan bagi masyarakat untuk hidup bersama secara damai, dengan cara gotong royong, dengan cara cinta kebudayaan di tengah modernisasi yang berlangsung secara luar biasa," pungkas Hasto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya