Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Agung Wicaksono menyebut puluhan bus yang berlogo Transjakarta dan terbakar di Kota Tangerang Selatan bukan milik Pemprov DKI. Sebab kerjasama salah satu operator itu dengan PT Transjakarta telah berakhir pada 2014.
"Bukan bus Transjakarta lagi, kontraknya dimulai dari 2007 lalu. Dan sekarang sudah habis karena hanya tujuh tahun masa kontraknya," kata Agung saat dihubungi, Sabtu (28/9/2019).
Advertisement
Selama ini bus yang digunakan dalam pengoperasian Transjakarta bukan hanya milik PT Transjakarta. Sehingga bila terjadi kebakaran seperti yang terjadi di Tangerang Selatan menjadi tanggungjawab setiap operator.
Selain itu masa kontrak PT Transjakarta dan operator berbeda-beda mulai dari lima hingga tujuh tahun.
Agung menyebut terdekat lima operator bus yang bekerjasama dengan PT Transjakarta. Di antaranya yakni PT Steady Safe, Pahala Kencana, Damri, Mayasari Bakti, dan PPD.
"Apalagi dikontrak sudah selesai, sehingga hubungan kerjasama (bisnis) sudah selesai," ucapnya.
Sementara itu, Agung menyebut bus milik PT Transjakarta hanya berjumlah 900 unit. Sedangakan dari kelima operator berjumlah 1.600 bus.
Tapi kalau ditambah mikro trans yang sekecil angkot bisa mencapai 3.000 unit," jelas Agung.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kebakaran Bus
Sebelumnya, puluhan bus TransJakarta yang tidak lagi beroperasi, terbakar hebat di Pol Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Jumat (27/9/2019).
Puluhan bus transjakarta yang sudah menjadi bangkai itu terbakar dengan cepat lantaran bus terpakir berdempetan.
"Apinya cepat membesar. Dan langsung merambat ke bus-bus lain karena terparkir berdekatan," kata Kapolsek Pamulang, Kompol Hadi Supriatna, Jumat (27/9/2019).
Hadi menerangkan, dari data sementara yang diperoleh, sudah 26 bangkai bus yang terbakar. Sementara petugas dari Dinas Kebakaran masih terus berupaya melakukan pemadaman.
Advertisement