Liputan6.com, Jakarta Gelar status diva tidak serta merta langsung diraih oleh Titiek Puspa. Banyak tantangan dan perjuangan yang harus dilalui oleh Titiek Puspa. Kota Semarang menjadi pintu pembuka perjalanan karier seorang Titik Puspa. Kota ini menjadi saksi saat wanita kelahiran 1 November 1937 ini pertama kali tampil di hadapan banyak orang.
Tahun 1953, Titiek Puspa tampil pertama kali di depan banyak orang dalam acara Pekan Olahraga dan Kesenian Lanjutan Atas (PORKSLA) yang digelar di sebuah gedung pendidikan milik pemerintah. Penampilan memukau Titiek Puspa dalam acara tersebut membuahkan kemenangan bagi dirinya.
Baca Juga
Advertisement
Kemenangan Titiek Puspa dalam acara tersebut membuatnya banyak diwawancara oleh banyak media lokal. Kiprahnya di panggung musik terdengar oleh orang Radio Republik Indonesia (RRI) Semarang dan menawarkan Titiek Puspa untuk mengikuti ajang Bintang Radio tingkat daerah.
Walaupun meraih juara kedua di ajang tersebut, Titiek Puspa malah dikirim ke Jakarta untuk mengikuti lomba sejenis di level nasional. Berikut adalah 5 cerita perjalanan Titiek Puspa saat mengikuti Bintang Radio tingkat nasional, yang diceritakan dalam buku karya Alberthiene Endah berjudul Titiek Puspa A Legendary Diva.
1. Sempat Tidak Disetujui Sang Ayah
Sejak awal, ayah Titiek Puspa tidak setuju anak-anaknya terjun dalam dunia seni. Titiek Puspa yang mengetahui hal tersebut meminta bantuan kakak laki-lakinya untuk bicara kepada ayahnya mengenai ajang perlombaannya di Jakarta.
Ayah Titiek Puspa marah ketika mengetahui Titiek Puspa masih melanjutkan karier bernyanyinya. Namun berkat rayuan dan bujukan dari kakak laki-lakinya, ayah Titiek Puspa menyetujui keberangkatannya ke Jakarta.
2. Membuat Gaun Sendiri
Titiek Puspa mempersiapkan segala keperluannya untuk mengikuti perlombaan di Jakarta, salah satunya pakaian. Hidup dalam kesederhanaan membuat Titiek Puspa mandiri dengan membuat gaun yang akan ia kenakan saat di Jakarta.
Berbahan kain tafsay berwarna merah, Titiek Puspa berhasil membuat gaun yang indah. Pembuatan gaun spesial ini dikerjakan oleh Titiek Puspa selama berhari-hari.
3. Bertemu Bing Slamet
Bukan sebuah rahasia bahwa Titiek Puspa kecil sangat mengidolakan Bing Slamet. Bahkan keputusannya untuk ikut lomba di Jakarta adalah untuk bertemu dengan Bing Slamet.
Di sela-sela latihan ketika di RRI Jakarta, Titiek Puspa mendengar kabar bahwa Bing Slamet sedang berada di gedung olahraga. Titiek Puspa langsung berlari kencang dengan membawa kertas dan pena untuk menemui Bing Slamet. Beruntung, Titiek Puspa bertemu dan berhasil meminta tanda tangan Bing Slamet.
Advertisement
4. Gagal
Paginya, Titiek Puspa harus mengikuti voor selektie alias penyaringan utama. Pertemuannya dengan Bing Slamet membuat Titiek Puspa sangat senang dan membuatnya tidak latihan semalam. Selama duduk menunggu namanya dipanggil, Titiek Puspa pun masih menceritakan pertemuannya dengan Bing Slamet kepada teman-temannya.
Namun, kesenangan yang membuncah ini membuat Titiek Puspa lupa dengan lirik yang akan ia nyanyikan. Titiek Puspa hanya berdiam di atas panggung yang menyebabkan dirinya gagal untuk masuk dalam tahap selanjutnya.
5. Kesempatan Emas
Alih-alih tidak bisa tampil karena telah gugur dalam tahap pertama, Titiek Puspa diminta untuk bernyanyi di Panggung Gembira penutupan lomba oleh Sjaiful Bahri, pemimpin Orkes Studio Djakarta. Permintaan ini bagai tiket emas untuk Titiek Puspa, karena biasanya hanya pemenang pertama kategori hiburan, seriosa, dan keroncong yang boleh tampil dalam pesta penutupan itu.
Suara merdu Titiek Puspa mengalun dalam pesta penutupan lomba. Bahkan keesokan harinya, RRI Jakarta memutar nyanyian Titiek Puspa saat tampil di panggung tersebut berulang kali.
(Maria Advensiani/Mgg)