Kondisi Terkini Kendari Usai Kematian 2 Mahasiswa saat Demonstrasi

Setelah insiden 2 orang mahasiswa tewas saat demosntrasi di Kota Kendari, anggota TNI mendatangi sejumlah fasulitas publik.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 29 Sep 2019, 23:00 WIB
Anggota TNI yang mendatangi Pos Polisi usai 2 orang mahasiswa tewas saat demonstrasi di Kendari, Minggu (29/9/2019).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Setelah demonstrasi di Kendari yang menyebabkan 2 orang mahasiswa tewas, Kamis (26/9/2019), kondisi keamanan ditingkatkan. Puluhan anggota TNI berpakaian lengkap berpatroli di sejumlah lokasi, termasuk pos polisi.

Sejumlah lokasi seperti pusat perbelanjaan, bank, dan SPBU juga dikunjungi.

Salah satu pos polisi yang didatangi yakni, Pos Polisi Lalu Lintas Polres Kendari. Dalam foto dan video yang beredar, anggota TNI sempat lama di lokasi.

Kedatangan sejumlah anggota TNI ini, dikonfirmasi Komandan Korem 143 Halu Oleo, Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto.

"Hanya untuk memonitor situasi, tidak ada tujuan lain. Kita harus tanggap dengan situasi Kamtibmas dan siap berkoordinasi membantu kapan saja diperlukan," ujar Yustinus, Minggu (29/9/2019) sore.

Dua unit panser anoa dan sejumlah alutsista juga masuk dari Sulawesi Selatan menuju Kota Kendari sejak Sabtu (28/9/2019). Panser anoa ini, dibawa ke pelataran ex- MTQ Kota Kendari untuk dipajang saat peringatan HUT TNI.

Dia menjelaskan, tak ada hubungan kedatangan panser dengan kondisi Kota Kendari setelah 2 orang mahasiswa tewas saat demonstrasi. Menurutnya, Kota Kendari aman-aman saja dan warganya santun.

"Itu hanya untuk keperluan HUT TNI, bukan untuk keamanan Kota Kendari. Kendari ini aman, kami yakin juga mahasiswa dan warga memiliki sikap santun dan mereka memang begitu adanya," ujar Yustinus.

Dia menyatakan, alutsista dan panser Anoa jika sempat akan diarak di dalam Kota Kendari. Sehingga, masyarakat bisa tahu dan bangga dengan kelengkapan yang dimiliki anggota TNI.

"Kan masyarakat Kendari bisa dikenalkan dengan panser anoa, mereka bisa jadi tahu jika ada peralatan TNI yang bisa dibanggakan," ujarnya.

Demonstrasi menolak RKUHP dan UUKPK di Kota Kendari, memakan korban jiwa. Dua mahasiswa tewas saat terlibat kericuhan dengan anggota polisi.

Yakni, La Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19). Keduanya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Mahasiswa fakultas Teknik Universitas Halu Oleo (UHO).

Dua orang mahasiswa tewas asal Universitas Halu Oleo Kendari, dipastikan karena diterjang peluru tajam. Hal ini dibenarkan hasil autopsi dokter dan pernyataan Kapolda Sultra. Namun, setelah 4 hari penembakan, polisi tidak menemukan pelaku utama.


Mahasiswa Palang Jalan

Mahasiswa Universitas Halu Oleo memalang jalan menuju kampus saat patroli gabungan TNI-Polri, Minggu (29/9/2019).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Pada hari yang sama, puluhan anggota TNI dan Polri melakukan patroli gabungan usai demonstrasi yang menyebabkan 2 orang mahasiswa tewas di Kendari. Patroli dilakukan dari Polda Sultra, menuju kampus Universitas Halu Oleo (UHO) dan sejumlah lokasi publik.

Saat melewati lokasi pertigaan Kampus UHO, polisi dan TNII yang mengendarai motor dan mobil bak terbuka, diteriaki mahasiswa yang memalang jalan menuju Kampus UHO. Sejumlah mahasiswa meneriaki polisi dengan kalimat 'pembunuh'.

Meskipun demikian, polisi yang bersama anggota TNI tidak berusaha menghampiri sejumlah mahasiswa yang menghalangi jalan dengan pagar dari kayu dan batu. Polisi dan anggota TNI yang berboncengan hanya melintas bersama sejumlah mobil berisi puluhan anggota TNI dan polisi.

Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhardt mengatakan, patroli gabungan ini sebagai bentuk peningkatan kondisi keamanan. Juga meminta kepada mahasiswa untuk meredam aksi yang bisa meresahkan masyarakat.

"Patroli ini juga sebagai bentuk himbauan kepada masyarakat untuk ikut menjaga keamanan dan ketertiban," ujarnya.

Patroli gabungan TNI dan Polri ini, dilakukan dari Polda Sulawesi Tenggara-Kampus UHO-menuju sejumlah lokasi di Kota Kendari dan kembali ke Polda Sultra. Patroli dilakukan Minggu (29/9/2019) pukul 14.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita.


Polisi Belum Temukan Pelaku

Selongsong peluru yang diduga ditembakan ke arah mahasiswa dan ditemukan saat demonstrasi di Kendari, Kamis (26/9/2019).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, belum menemukan pelaku penembakan terhadap 2 orang mahasiswa tewas di Kendari. Keduanya yakni, La Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi.

Padahal, mantan Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto menyatakan sudah membentuk tim. Namun, hingga saat ini belum ada perkembangan berarti.

"Kita sudah bentuk tim, secepatnya kami akan lakukan pemeriksaan dan mengungkap aksi penembakan ini," ujar Brigjen Pol Iriyanto di Polda Sultra, Jumat (27/9/2019).

Menurutnya, pada Sabtu (28/9/2019) tim sudah mulai bekerja. Semua perkembangan akan dilaporkan.

"Tim Propam Polda Sulawesi Tenggara masih memeriksa anggota pengamanan yang bertugas saat aksi demonstrasi," ujar Kabid Humas Polda, AKBP harry Goldehardt.

Jumlah personil yang ditugaskan mengamankan demonstrasi mahasiswa menolak RKUHP dan UUKPK sebanyak 800 personil lebih. Namun, belum ada hasil pasti soal pemeriksaan personil yang dirilis Polda Sulawesi Tenggara.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya