Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa, Ormas, dan LSM berencana menggelar aksi demonstrasi di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019). Pengamanan di sekitar kantor dewan itu pun diperketat.
Pantauan Liputan6.com di lapangan, ruas jalan menuju ke Kompleks DPR RI ditutup untuk umum. Seperti di ruas Jalan Gatot Subroto menuju ke Slipi.
Advertisement
Road barrier plastik disusun menutupi jalan tepat di kolong Flyover Senayan. Pengendara yang hendak melintas dialihkan ke Jalan Gerbang Pemuda.
Tak cuma pengendara, pejalan kaki pun tak diperkenankan melewati jalan tersebut. Anggota TNI-Polri yang berjaga akan mengarahkan ke pintu belakang.
Pengamanan juga diperketat di gerbang utama Kompleks DPR/MPR. Kendaraan taktis milik Brimob diparkir persis di halaman gerbang utama.
Pun demikian dengan peralatan keamanan seperti helm, tongkat, dan tameng disiagakan dekat petugas.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
BEM Nusantara Batal Demo di DPR
Para mahasiswa yang tergabung dalam Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Nusantara memutuskan tidak menggelar demonstrasi di depan Gedung DPR, pada Senin (30/9/2019).
Koordinator Pusat BEM Nusantara, Hengky Primana mengaku, pihaknya belum mengeluarkan instruksi untuk turut dalam aksi di rapat paripurna terakhir DPR RI. Sikap itu diambil BEM Nusantara karena khawatir adanya penumpang gelap ketika berunjukrasa di hari terakhir masa tugas anggota DPR RI periode 2014-2019.
"Dari BEM Nusantara tidak turun berdemo di depan Gedung DPR. Kita berembuk dengan teman-teman, saya melihat aksi 23-24 banyak penumpang-penumpang gelap, nah itu yang kita khawatirkan (demo hari ini)," ucap Hengky saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Hengky tidak mempermasalahkan, apabila ada elemen masyarakat lain yang turut menggelar aksi bersama mahasiswa pada hari ini. Selama mengusung visi yang sama dengan para mahasiswa, maka ia mempersilakan turut bergabung.
"Selagi masih bisa saling menjaga ketertiban ya bagus, asal jangan sampai ada misskomunikasi yang membuat hal yang tidak di inginkan terjadi. Sebenarnya yang saya khawatirkan ada framing terkait gerakan mahasiswa, walaupun yang saya tahu gerakan itu murni," beber Hengky.
Advertisement