Diterkam Buaya, Nelayan Ketam di Sungai Bakau Aceh Tersisa Tulang Kaki

Nelayan pencari ketam di Sungai Bakau Aceh, Indragiri Hilir, Riau, diduga diterkam buaya. Jasadnya yang ditemukan Basarnas Pekanbaru hanya tulang kaki dan badan.

oleh M Syukur diperbarui 01 Okt 2019, 01:00 WIB
Basarnas Pekanbaru mengevakuasi jasad nelayan pencari ketam yang diduga diterkam buaya di Sungai Bakau Aceh, Indragiri Hilir. (Liputan6.com/Dok Basarnas Pekanbaru/M Syukur)

Liputan6.com, Indragiri Hilir - Hilang sejak Jumat petang, 27 September 2019, nelayan pencari ketam (sejenis kepiting) sungai bernama Zainal Abidin, ditemukan tak bernyawa. Korban ditemukan tak jauh dari lokasi hilangnya di Sungai Bakau Aceh, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Kondisi jasadnya mengenaskan karena hanya tersisa tulang kaki dan badan, diduga diterkam buaya. Pencarian sisa tubuh korban masih dilakukan Basarnas Pekanbaru bersama warga sekitar, Senin siang, 30 September 2019.

"Menurut keterangan warga di lokasi, korban diterkam buaya ketika mencari ketam," kata Kepala Basarnas Pekanbaru Amiruddin.

Amiruddin menjelaskan, korban berangkat mencari ketam di sungai itu pada Jumat petang. Keluarga korban berusia 50 tahun itu mulai khawatir karena Zainal tak kunjung pulang hingga malam.

Pencarian awalnya dilakukan warga sekitar tapi tak membuahkan hasil hingga pukul 21.00 WIB. Warga dan keluarga korban melapor ke Polisi Air Tembilahan, lalu dilakukan pencarian.

Keesokan harinya, 28 September 2019, pencarian dilakukan kembali oleh warga dan polisi. Namun, hingga petang menjelang, jasad korban tak kunjung ditemukan meski sungai itu sudah disusuri.

"Akhirnya Basarnas Pekanbaru mendapat laporan dan mengirim tim ke lokasi membantu pencarian pada 29 September 2019," ucap Amiruddin.

Ke lokasi, Basarnas Pekanbaru membawa peralatan pencarian lengkap, berupa perahu dan oksigen kalau penyelaman diperlukan. Tim akhirnya tiba di lokasi pada petang hari dan langsung membantu pencarian.

Menjelang malam, jasad diduga diterkam buaya itu belum juga ditemukan. Tim pencarian memutuskan balik kanan dan pencarian dilakukan lagi pada Senin pagi, 30 September 2019.

"Setelah menyisir sekitar lokasi pencarian ketam, akhirnya korban ditemukan pukul 11.00 WIB," terang Amiruddin.


Celana Sebagai Pengenal

Basarnas Pekanbaru bersama warga dan polisi mencari sisa tubuh korban nelayan pencari ketam yang diduga diterkam buaya. (Liputan6.com/Dok Basarnas Pekanbaru/M Syukur)

Amiruddin menerangkan, jasad korban ditemukan tersangkut di akar pepohonan di pinggir sungai. Jenazahnya sudah tidak utuh lagi dan hanya menyisakan kaki dan badan.

"Tinggal tulang saja, organ tubuh lainnya masih dicari petugas," sebut Amiruddin.

Untuk memastikan penyebab kematiannya, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Tembilahan. Selanjutnya, dilakukan visum berdasarkan persetujuan keluarga korban.

"Dari jasad korban masih ada tersangkut celana di tulang kakinya. Dari celana inilah keluarganya memastikan bahwa jasad itu adalah korban," sebut Amiruddin.

Amiruddin turut berbelasungkawa atas kejadian ini. Dia pun berharap masyarakat agar berhati-hati beraktivitas di sungai yang menurut pengakuan warga sekitar masih didiami buaya.

"Mudah-mudahan sisa potongan tubuh korban bisa ditemukan petugas di lokasi," ucap Amiruddin.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya