Liputan6.com, Washington DC - Putra mahkota Arab Saudi memperingatkan, konfrontasi militer dengan Iran akan menghancurkan ekonomi global, menambahkan bahwa ia akan lebih memilih solusi politik dan damai daripada solusi militer.
Komentar itu datang di tengah tensi antara Arab Saudi dengan Iran yang kerap digambarkan analis terlibat dalam konflik proksi regional.
Advertisement
Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan kepada program CBS News yang berbasis di AS, 60 Minutes, bahwa harga minyak mentah dapat melonjak ke "angka yang sangat tinggi" jika terjadi konflik bersenjata.
"Wilayah ini mewakili sekitar 30 persen dari pasokan energi dunia, sekitar 20 persen dari bagian perdagangan global, sekitar empat persen dari PDB dunia (produk domestik bruto)," kata putra mahkota dalam wawancara pada Minggu 29 September 2019, dikutip dari Al Jazeera, Senin (30/9/2019).
"Bayangkan ketiga hal ini berhenti. Ini berarti kehancuran total ekonomi global, dan bukan hanya Arab Saudi atau negara-negara Timur Tengah."
Dia mendesak dunia untuk mengambil "tindakan kuat dan tegas untuk menghalangi Iran" dan mencegah situasi semakin meningkat.
MBS juga mengatakan bahwa ia setuju dengan kesimpulan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahwa serangan 14 September terhadap fasilitas minyak kerajaan adalah tindakan perang oleh Iran.
Amerika Serikat, kekuatan Eropa dan Arab Saudi juga menyalahkan serangan terhadap Iran.
Teheran membantah keras keterlibatannya serta menuntut bukti atas tudingan Saudi dan negara Barat. Sementara kelompok bersenjata Yaman, Houthi, telah mengklaim bertanggung jawab.
Simak video pilihan berikut:
MBS Ingin Solusi Diplomatik
Dalam wawancara yang sama, MBS, bagaimanapun, mengatakan bahwa ia lebih suka resolusi damai karena "jauh lebih baik daripada opsi militer."
Dia mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump harus bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk membuat kesepakatan baru mengenai program nuklir dan pengaruh Teheran di seluruh Timur Tengah.
Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mengumumkan bahwa ia akan segera mengunjungi Teheran, dalam upaya untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu, menurut media Irak.
"Abdul Mahdi, yang telah tiba dari Arab Saudi ingin mengundang Putra Mahkota Saudi bin Salman dan Presiden Iran Hassan Rouhani ke Baghdad untuk pertemuan," katanya seperti dikutip.
Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan bahwa ia juga berusaha untuk menengahi antara Teheran dan Riyadh. Dia mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Arab Saudi di Riyadh, serta dengan Rouhani di PBB.
Dalam program 60 Minutes, putra mahkota juga membantah memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.
"Sama sekali tidak," ketika ditanya apakah dia memerintahkan pembunuhan itu. Namun dia mengatakan dia bertanggung jawab penuh, "karena itu dilakukan oleh individu yang bekerja untuk pemerintah Saudi."
Advertisement