Liputan6.com, Sumenep - Dua Narapidana penghuni Rutan Klass II B Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, nekat melarikan diri dengan mencongkel dinding menggunakan sendok makan. Aksi kedua tahanan terbilang cerdik, lantaran tak ada satu pun orang yang mengetahuinya, termasuk petugas jaga.
Anehnya satu tahanan kabur yang bernama Matrawi (37) berhasil melepas rantai pengikat kedua kakinya, serta merusak borgol di tangannya. Cara yang dia gunakan terbilang unik, besi pengikat tangan dan kaki serasa mudah dilepas begitu saja. Entah ilmu tenaga dalam atau memang punya cara tersendiri untuk merusak borgol sampai lepas kini masih belum bisa diketahui.
Advertisement
"Dua tahanan itu sudah ditempatkan di ruang sel isolasi. Padahal tangan keadaan diborgol serta kedua kaki dirantai ke tiang pintu, tapi masih bisa kabur,” kata Kepala Rutan Klas II B Sumenep, Beni Hidayat kepada Liputan6.com, Senin (30/9/2019).
Napi kabur sekitar pukul 04.05 WIB, pada Minggu 29 September 2019. Satu tahanan melarikan diri yang bernama Matrawi mengajak tahanan lain yang juga berada di sel isolasi, saat berhasil menjebol tembok, Matrawi berhasil keluar ke ruang sebelahnya yang dihuni oleh Baidi, di situlah dia mengajak Baidi untuk ikut melarikan diri.
"Dari ruangan Baidi itu, keduanya keluar dan melompat pagar. Sehingga mereka berhasil melarikan diri," katanya.
Kedua tahanan itu memang sejak beberapa bulan lalu menjadi perhatian serius dari pihak Rutan, karena Matrawi pada bulan Juli pernah melarikan diri, tapi berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian daerah setempat. Bahkan dalam penangkapannya, dia melawan petugas menggunakan senjata tajam, maka berkasnya ia dinaikkan kembali dengan proses hukum kasus lain.
"Sampai sekarang Matrawi itu sudah tiga kali kabur. Dulu pada tahun 2008 juga pernah kabur dari tahanan," ungkap Beni.
Beni mengaku, saat ini pihaknya sedang mencari keberadaan kedua tahanan dengan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan narkoba itu dengan berkordinasi bersama pihak kepolisian dan TNI di daerah setempat. Dirnya berharap keduanya dapat segera tertangkap.
"Kami sedang menyelidiki kejadian ini. Apakah ada keterlibatan petugas Rutan atau tidak. Sampai saat ini belum ada temuan keterlibatan petugas Rutan, tapi kami tidak akan berhenti begitu saja, tetap akan menyelidiki sampai diketahui penyebab larinya tahanan tersebut," katanya.
Kedua tahanan yang melarikan diri itu sejak awal memang tidak disatukan dalam ruangan, namun mereka berada di ruangan yang hanya bersebelahan, yaitu nomor 18 dan 19. Bahkan petugas setiap mengecek keberadaan tahanan itu harus mendokumentasikan keberadaannya dalam ruang, sehingga kegiatannya dalam ruang tahanan selalu terpantau guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.