Jokowi Persilakan Mahasiswa Demo Tapi Jangan Anarkistis

Mahasiswa menggelar unjuk rasa lanjutan di Gedung DPR serta depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2019, 15:50 WIB
Presiden RI terpilih 2019-2014, Joko Widodo saat menyampaikan pidato Visi Indonesia di SICC, Sentul, Kab Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019). Acara ini dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja serta Wakil Presiden terpilih 2019-2024, KH Ma’ruf Amin. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa menggelar unjuk rasa lanjutan di Gedung DPR serta depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019). Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun mempersilakan mereka untuk berunjuk rasa tetapi dengan tertib.

"Enggak apa-apa,konstitusi kita kan mmberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat. Yang paling penting jangan rusuh, jangan anarkis. Sehingga menimbulkan kerugian,jangan sampai ada yang merusak fasilitas-fasilitas umum. Yang paling penting itu," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9/2019).

Dia mengklaim mendengarkan aspirasi mahasiswa yang menuntut untuk menolak Undang-Undang KPK dan RUU KUHP.

"Kita mendengar kok. Sangat mendengar, bukan mendengar tapi sangat mendengar," ungkap Jokowi.

Sebelumnya, hari ini mahasiswa kembali menggelar unjuk rasa untuk menuntut pemerintah membatalkan UU KPK dan tidak mengesahkan RUU KUHP. Tidak hanya di Jakarta, beberapa daerah pun sudah mulai menggelar aksi unjuk rasa.

Mulai dari Yogyakarta, Sulawesi Selatan, hingga NTB. Sementara itu, 20.500 Personel gabungan TNI, Polri dan pemerintah Provinsi DKI Jakarta dikerahkan mengamankan rencana demonstrasi dilakukan mahasiswa di gedung DPR/MPR. Puluhan ribu personel gabungan itu disebar dipelbagai titik.

"20.500 personel gabungan disiagakan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Jakarta, Senin (30/9/2019).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kendaraan Taktis Disiagakan

Polisi menghalau mahasiswa dalam demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Mahasiswa lari tunggang langgang setelah aparat kepolisian menembakkan gas air mata dan water cannon. (Liputan6.com/JohanTallo)

Polisi juga menyiagakan sejumlah kendaraan taktis seperti baraccuda dan water cannon dalam pengamanan demonstrasi tersebut. Dengan begitu, aksi yang akan dilakukan bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya kerusuhan.

Sementara itu, Dandim 0501/JP BS Letkol (Inf) Wahyu Yudhayana menyebut, untuk anggota diturunkan untuk mengamankan aksi ada ribuan. Anggota diturunkan nantinya hanya bertugas mem-back up personel Polri.

Pengamanan bukan hanya dilakukan di Gedung DPR/MPR RI saja, melainkan juga di kawasan Monumen Nasional (Monas). "Untuk pengamanan di Monas-DPR maupun sekitarnya kami terjunkan 2.500 orang. Kami intinya mendukung Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban," kata Wahyu.

 

Reporter: Intan

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya