Liputan6.com, Jakarta Sekelompok orangtua antivaksin memprotes kebijakan larangan anak yang tidak boleh masuk sekolah bila tidak divaksin di depan Lloyd Harbor Elementary School, Long Island, Amerika Serikat.
Salah satu orangtua yang memilih tidak memvaksin anaknya, Paris Pappas mengatakan kesedihannya karena anaknya bakal bisa sekolah seperti anak-anak lain. Dia pun berencana untuk menyekolahkan ketiga putrinya berusia 14,12, 16 homeschooling.
Advertisement
Tak cuma Paris, beberapa orangtua lain pun mulai menggunggah bakal memilih homeschool untuk pendidikan anaknya yang tidak divaksin seperti dikutip BuzzFeed dilansir Senin (30/9/2019)
Selain Paris, orangtua kelompok antivaksin di New York juga mengunggah meme dan foto anak-anak yang sedih untuk memprotes kebijakan peraturan baru yang melarang anak-anak tidak vaksin masuk sekolah. Aturan ini muncul usai wabah campak terburuk melanda negara bagian itu tahun ini.
Per Juni tahun ini, New York menetapkan aturan melarang anak diterima sebuah sekolah maupun masuk sekolah bila tidak memiliki surat keternagan sudah memenuhi vaksinasi sesuai usianya.
Saksikan juga video menarik berikut
Alasan Orangtua Memilih Antivaksin
Di New York, terdata ada 26,217 anak yang tidak divaksin. Kelompok orangtua antivaksin tersebut memilih tidak memvaksin anaknya dengan alasan beragam, salah satunya autisme.
Padahal, tenaga kesehatan serta lembaga kesehatan pemerintah telah berulang kali mengungkapkan bahwa vaksin aman dan berfungsi mencegah anak sakit penyakit tertentu.
"Imunisasi memberi anak-anak perlindungan terbaik dari penyakit serius anak-anak dan sains sangat jelas bahwa vaksin itu aman dan efektif," kata Departemen Kesehatan New York.
Gubernur New York, Andrew Cuomo bisa memahami kekhawatiran orangtua yang takut memvaksin anak-anaknya. Namun, hal tersebut bisa menimbulkan masalah kesehatan publik.
"Saya sudah mendengar teori para antivaksin, tapi hal itu bisa menimbulkan risiko kesehatan publik," kata Cuomo.
Advertisement