BUMN Harus Cari Peluang di Tengah Ancaman Resesi

Perusahaan pelat merah atau BUMN perlu memperkuat kolaborasi untuk mencapai target-target bisnis.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2019, 19:15 WIB
Gedung Kementrian BUMN. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mendorong BUMN untuk terus mencari peluang bisnis. Hal ini sebagai salah satu bentuk antisipasi terhadap ancaman resesi ekonomi.

"Mengantisipasi resesi, kita harus mencari peluang bisnis yang ada sehingga pertumbuhan ekonomi juga bisa kita pertahankan," kata dia, di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (30/9/2019).

Dia pun menegaskan, perusahaan pelat merah perlu memperkuat kolaborasi untuk mencapai target-target bisnis. Dengan demikian, kerja BUMN dapat lebih mudah.

"Sinergi yang ada hari ini karena kebutuhan bukan karena kita paksakan. Jadi merasa bersinergi itu mempermudah, bisa mencapai target yang bisa diharapkan tanpa susah payah, dan saling win-win solution. Ini yang kita harapkan," ujar dia.

Selain itu, akan makin banyak peluang usaha yang dapat digarap bersama. "Kami senang semuanya bersinergi. Banyak ruang yang bisa kita masuki," tegasnya.

"Nanti juga dengan (kolaborasi dengan) swasta kita harus, hari ini yang BUMN incorporated menjadi Indonesia incorporated," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Indonesia Harus Waspadai Ancaman Resesi

Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pelemahan ekonomi global telah membuat sejumlah negara besar jatuh ke lubang resesi. Ancaman ini juga berpotensi besar menyerang Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, Indonesia harus mewaspadai bahaya resesi yang kian nyata ini.

"Jadi kalau ada orang yang bilang Indonesia jauh dari ancaman resesi, jauh apanya? Coba cek. Suka enggak suka kita harus waspada (resesi)," tuturnya di Jakarta, Senin (23/9/2019). 

Simorangkir menjelaskan, beberapa negara maju telah lebih dulu terjerembab ke resesi. Selain itu, Turki, Argentina hingga Jerman yang saat ini juga memasuki risiko resesi.

"Jadi kita nggak boleh main-main. Makanya semua negara sudah antisipasi ini dengan pelonggaran kebijakan lewat bank sentralnya," ujarnya.

Dia pun menegaskan, Pemerintah akan terus menjaga sekaligus merepons ekonomi global guna mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.

"Singapura saja growth mereka ini sudah negatif di kuartal I. Jadi kita harus merespon dengan kebijakan yang tepat," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya