Liputan6.com, Russia - Ribuan orang turun ke jalan di Moskow pada Minggu 29 September waktu setempat. Ribuan orang tersebut menuntut pembebasan pengritik Kremlin yang ditangkap menjelang pemilihan daerah negara Rusia.
Diperkirakan sekitar 25 ribu orang lebih memadati jalan dan melakukan demonstrasi di Rusia.
Advertisement
Massa mengibarkan bendera sembari meneriakkan "Biarkan mereka pergi! (tahanan)" serta "kebebasan untuk tahanan politik."
Tak hanya itu, unjuk rasa juga menampilkan pemimpin oposisi dan kritikus Kremlin, Alexei Navalny seperi dilansir independent.co.uk.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Latar Belakang Tuntutan
Pada Juli, calon independen dan oposisi dilarang mengikuti pemilihan dewan kota Moskow yang dijadwalkan 8 September karena masalah teknis.
Pihak berwenang mengatakan mereka tidak mengumpulkan cukup tanda tangan yang valid untuk berdiri. Yang mana hal tersebut merupakan sesuatu yang ditolak para kandidat.
Puluhan ribu memprotes pengucilan di jalan-jalan, yang merupakan protes terbesar di Rusia selama bertahun-tahun, seperti dilansir bbc.com.
Pasukan keamanan menggunakan pentungan dan penangkapan massal untuk menekan aksi unjuk rasa, dengan mengatakan para demonstran melanggar hukum karena menghadiri acara ilegal.
Para pemimpin oposisi kemudian meminta orang untuk memilih secara taktis dalam pemilihan lokal terhadap partai Rusia Bersatu yang berkuasa - yang mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin.
Advertisement
Upaya Menekan Demonstran
Politisi oposisi Lybov Sobol juga turut berkomentar terkait situasi politik terhadap penahanan aktivis yang ada.
"Tidak ada yang bisa mendapatkan persidangan yang adil di pengadilan Rusia. Ketidakadilan dan pelanggaran hukum dapat terjadi pada siapa pun sekarang," Lyubov Sobol mengatakan kepada orang banyak.
Sementara itu, demonstrasi tampaknya tidak akan menimbulkan ancaman bagi Presiden Rusia, Vladimir Putin setelah pemilihannya kembali tahun lalu.
Namun, hal tersebut bertepatan dengan penurunan peringkat persetujuan presiden Rusia, yang disebabkan oleh turunnya pendapatan riil. Serta dorongan untuk menaikkan usia pensiun yang disetujui oleh Vladimir Putin pada Oktober 2018 lalu.
Tak hanya itu, para aktivis juga berharap skala protes dapat menekan pihak berwenang untuk membebaskan para demonstran yang ditangkap. Teori tersebut turut didukung oleh pembebasan satu orang dengan jaminan dan menjatuhkan dakwaan terhadap orang lain dalam pelaksanaan acara tersebut.
"Saya yakin lebih banyak orang akan dibebaskan karena rapat umum ini," kata Alexei Navalny kepada orang banyak.
Setelah sekutu-sekutunya dihalangi dari pemungutan suara September, pemimpin oposisi meminta para pendukung untuk memilih secara taktis bagi lawan partai Rusia Bersatu yang berkuasa. Terlepas dari garis politik mereka, seperti dilansir independent.co.uk.
Rusia Bersatu, yang mendukung Putin, kehilangan sepertiga dari kursi di majelis kota Moskow. Hal itu adalah kemunduran bagi pihak berwenang.
Namun, kemenangan bagi lawan-lawan Kremlin meskipun partai yang memerintah mempertahankan mayoritas, seperti yang dikatakan Navalny.
Reporter: Hugo Dimas