Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja Danu Wicaksana mengakui, hingga saat ini, penetrasi platform fintech masih minim.
Hal tersebut tergambar porsi transaksi dengan fintech yang belum mencapai 10 persen dari total transaksi di Indonesia.
Advertisement
"Baik LinkAja ataupun yang lainnya itu belum sampai 10 persen dari total transaksi di Indonesia. Jadi kita sebenarnya juga masih mencoba mengembangkan market itu supaya lebih besar. Soal berapa persennya kita tidak tahu karena tidak pernah ada data yang keluar secara akurat," kata dia, saat ditemui, di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (30/9/2019).
Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa pertumbuhan pengguna LinkAja terjadi cukup signifikan. Pihaknya mencatat, sejak Maret hingga September pengguna LinkAja tumbuh empat kali lipat.
"Jadi sudah (tumbuh) 400 persen. Jadi memang target kita dari share holder itu memang sangat tinggi. Sampai akhir tahun harus naik kira-kira 600 persen lah," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengguna Capai 32 Juta
Jumlah pengguna LinkAja hingga saat ini, kata dia, sekitar lebih dari 32 juta. Sekitar 23-25 persen pengguna ada di wilayah Jabodetabek.
"Memang uniknya kita itu adalah yang di Jabodetabek itu cuma 23 persen sampai 25 persen. Jadi Memang agak berbeda dengan pemain lain yang terkonsentrasi di kota besar, dimana kita itu cuma seperempatnya yang ada di Jabotabek," jelas Danu.
"Misalnya di Sumatera kita itu totalnya 22 persen. Tiap bulan memang pasti beda tapi Maksudnya kita bener-bener Indonesia, tersebar di mana-mana di seluruh Indonesia. Bahkan kemarin kita tanya, misalnya di Maluku dan Papua, itu bahkan totalnya bisa 8 sampai 10 persen," imbuhnya.
Ke depan, perlu banyak hal yang harus dilakukan guna meningkatkan jumlah pengguna LinkAja. Tantangan yang dihadapi pihaknya seperti soal edukasi dan akses internet.
"Pertama pasti soal edukasi. Kedua akses internet juga harus diakui (masih kurang). Karena kita tujuannya bukan masyarakat yang sudah bankable dan ada di kota-kota besar, kita justru menyasar yang di luar sana nih," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Isi Ulang LinkAja Bisa Lewat Bukopin
PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin) menjadi bank pertama di luar Himbara (Himpunan bank negara) yang bergabung dengan LinkAja. Sebelumnya, LinkAja hanya berisi bank-bank plat merah seperti BNI, BRI, BNI dan Mandiri.
Direktur Konsumer Bank Bukopin, Rivan A. Purwantono mengungkapkan per hari ini Bukopin resmi masuk ke dalam ekosistem LinkAja sebagai salah satu penyedia layanan top up atau isi ulang.
"Hari ini, pertama kali bank swasta yang masuk LinkAja untuk pengisian. Kan masih bank himbara kan, jadi kita akan lengkapi ini," kata dia saat ditemui di Kantor Pusat Bank Bukopin, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Dia mengungkapkan, di era seperti saat ini dimana masyarakat lebih menggandrungi pembayaran berbasis digital dalam bentuk sebuah fintech maka perbankan harus melakukan kolaborasi.
"Bicara tentang fintech tentang aplikasi yang dikembangkan di Indonesia, ini adalah kolaborasi. Kenapa saya mesti bangun sampai ujung gitu kan? Kami bank lebih baik berkolaborasi masuk ekosistem ketimbang kita harus membangun kesana, takutnya kita membangun kan telat," ujarnya.
Adapun top up LinkAja tersebut dapat dilakukan melalui Wokee yang merupakan produk digital andalan Bukopin. Sebelumnya, top up aplikasi pembayaran lainnya pun sudah dapat dilakukan melalui Wokee.
"Jadi hari ini kita kenalkan bahwa setelah Wokee dikenal dengan berbagai fiturnya ditambah dengan Gopay sekarang tambah lagi Ovo dan LinkAja. Lengkap semua fasilitasnya, kita pertama kali ini yang LinkAja. dengan demikian maka fiturnya semakin lengkap," ujarnya.
Dia mengaku optimis LinkAja akan mampu tumbuh menjadi aplikasi pembayaran yang besar dan sukses. "Nah LinkAja ini kan bayi yang akan besar sekali ya dan dari T-cash dia migrasi," tutupnya.