Ade Fitrie Kirana Prihatin dengan Maraknya Kerusuhan Belakangan Ini

Ade Fitrie Kirana tak dapat menahan diri untuk meluapkan kegelisahannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2019, 05:30 WIB
Ade Fitrie Kirana. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah daerah di Tanah Air belakangan ini kerap dilanda berbagai konflik. Hal tersebut membuat artis Ade Fitrie Kirana prihatin. Ia pun tak dapat menahan diri untuk meluapkan kegelisahannya.

"Ironis membicarakan tentang sebuah nikmat yang kini direnggut, dicuri, dirampas dari sebagian kami. Sedangkan mungkin ada yang lagi siap-siap mau weekend atau lebih ironis lagi enggak tahu sebenarnya ada apa sih?" ungkap Ade Fitrie Kirana kepada wartawan, belum lama ini.

Namun begitu, Ade Fitrie Kirana tetap yakin bahwa dirinya serta beberapa orang masih bisa mengubah keadaan ini. Meskipun ia tak menyangkal bahwa perubahan akan memakan banyak waktu.

"Very possible, semakin ke sini we practically live in our own little bubble. Always about me and me. Namun mohon maaf sebelumnya, karena aku ingin mengajak untuk sedikit berpikir lebih jauh. Not 10 years from now, not even 100," ceplos Ade Fitrie Kirana.


Beban Rakyat

Ade Fitrie Kirana. (Istimewa)

Ia melanjutkan, "Lebih jauh lagi ke depan, di mana akan tiba waktu kami berada di hadapan Sang Khalik dan ditanyakan secara rinci apa saja yang kita lakukan per sekian detik dalam sepanjang hidup kita."

"I remember posting during elections about takutnya aku untuk siapapun yang terpilih menjadi pemimpin negara ini. Karena beban rakyatnya akan ada di atas bahunya. Termasuk penguasa-penguasa dengan keputusan-keputusan yang berdampak kepada manusia dalam konteks luas," tambahnya.

Bicara soal pahala dan dosa setelah kematian, tentunya semua orang berpikir bahwa kedua hal tersebut akan tertimbang seadil-adilnya. Namun, ia mencatat bahwa para pemimpin yang seharusnya memecahkan masalah atas keputusan yang telah diambil.


Cukup Melelahkan

Ade Fitrie Kirana. (Istimewa)

"To be honest, mikirin diri sendiri cukup melelahkan jadi lempar body, tutup mata dan kembali ke bubble di mana enggak dengar, enggak tahu, sekalian saja enggak peduli terhadap apa yang sedang terjadi, bisa jadi opsi termudah," terangnya.

"Asal berani menanggung konsekuensinya. Hidup ini membuatku berpikir dan kesimpulannya setiap perbuatan pasti menjadi ladang pahala atau ladang dosa, sebesar atau sekecil apapun," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya