China Rayakan HUT ke-70 RRC, Hong Kong Berduka

Presiden China, Xi Jinping membuka perayaan untuk peringati 70 tahun pemerintah Komunis berkuasa di China di tengah demo Hong Kong pada Selasa (1/10/2019).

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2019, 14:45 WIB
China memiliki militer yang ditakuti seluruh dunia.

Liputan6.com, China - Presiden China, Xi Jinping membuka perayaan untuk peringati 70 tahun pemerintah Komunis berkuasa di China pada Selasa (1/10/2019). Sementara di Hong Kong, para aktivis pro-demokrasi menggelar aksi 'Hari Berduka'.

Dalam perayaan di Beijing, ditampilkan parade pasukan dan persenjataan militer China. Parade tersebut merupakan upaya untuk memamerkan kekuatan China dalam menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi, yaitu demonstrasi pro-demokrasi Hong Kong.

Peringatan tersebut juga mengingatkan pada sumpah pemerintahan Komunis yaitu "tidak ada kekuatan" yang dapat mengguncang negara China, seperti dilansir aljazeera.com.

"Tidak ada kekuatan yang dapat mengguncang fondasi negara besa ini," ujar Xi Jinping pada delegasi yang diundang dalam peringatan.

"Tidak ada kekuatan yang bisa menghentkan gerakan maju dari rakyat Tiongkok dan bangsa China," pungkas Presiden Xi Jinping.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Perketat Keamanan

Presiden China Xi Jinping saat memeriksa pasukan dalam parade militer yang berlangsung di Mongolia Dalam (Li Gang/Xinhua via AP)

Diketahui, pihak berwenang di Beijing telah menutup jalan, melarang layang-layang terbang, bahkan memerintahkan merpati untuk dikurung. 

Hal ini dilakukan dalam rangka memperketat keamanan pada perayaan perjalanan China dari negara yang dilanda perang hingga raksasa ekonomi kedua di dunia.

Seusai pidatonya, Presiden Xi Jinping meninjau pasukan massa di balik Bendera Merah yang terbuka atau limusin Hongqi. 

Senjata baru dipertunjukkan, salah satunya rudal nuklir balistik hipersonik. Senjata tersebut mampu menembus pertahanan anti-rudal untuk mencapai Amerika Serikat.


Perang Dagang hingga Hong Kong

Bendera Hong Kong dan China berkibar berdampingan (AFP)

Terlepas dari proyeksi kekuatan militer China yang dijaga ketat, Xi Jinping masih memiliki intikad. 

Xi Jinping menghadapi tantangan untuk menguji kemampuannya dalam menjaga stabilitas ekonomi serta politik di dalam/luar negeri.

Peneliti China di Macquarie University di Sydney, Adam Ni mengomentari terkait momentum perayaan dengan upaya memeroleh dukungan pada partai Komunis.

"Partai berharap bahwa kesempatan ini akan menambah legitimasinya dan menggalang dukungan pada saat tantangan internal dan eksternal," ujar Adam Ni.

Negosiasi perang dagang dengan AS berlarut-larut hingga saat ini. Lebih dari pada itu, demam babi di Afrika telah merusak pasokan babi negara China. Imbasnya harga daging babi meroket.  

Namun masalah utama yang dihadapi adalah Hong Kong. Sebab para pemrotes pro-demokrasi berencana untuk mendapatkan sorotan dari Beijing seiring berlangsungnya perayaan pada Selasa 1 Oktober 2019.

Hal tersebut dengan dilakukannya demonstrasi yang merupakan perlawanan rakyat Hong Kong atas pengikisan kebebasan khusus mereka dari China.


Mengejek Pemerintah Hong Kong

Demonstran prodemokrasi membentuk rantai manusia di sepanjang jalan setapak Hong Kong, Jumat (23/8/2019). Aksi itu sekaligus memperingati kejadian 'Baltik Way' ketika sekitar 2 juta pengunjuk rasa membentuk rantai manusia yang melintasi Estonia, Latvia, dan Lithuania. (AP Photo/Kin Cheung)

Demonstran Hong Kong membentuk rantai manusia. Mereka menggunakan mainan katak hijau yang melambangkan protes musim panas pada Senin 30 September 2019 di sekitar Victoria Harbour. 

Katak bernama 'Pepe' telah menjadi meme protes yang sangata populer di Hong Kong. Katak tersebut muncul dalam poster serta stiker pesan telepon genggam. Bahkan dengan fitur wajah berlapis dari Carrie Lam. 

Salah seorang demonstran, Dorothy Chan turut menanggapi perihal protes dengan katak tersebut. 

"Kami menggunakan katak ini dalam komunikasi kami, kami semacam mengejek pemerintah," ujar Dorothy.

Hong Kong telah berbulan-bulan terlibat dalam kerusuhan terburuk sejak kembali ke pemerintahan China pada 1997. Hal itu ditandai dengan polisi anti huru-hara dan pengunjuk rasa yang terlibat pertempuran di jalan-jalan Hong Kong.

Pihak berwenang menolak izin yang diajukan oleh pengunjuk rasa untuk berdemo, tetapi demonstrasi diperkirakan akan terus berlanjut. 

Aparat kepolisian mengatakan pada hari Senin mereka bersiap untuk  "serangan kekerasan serius" yang menandai perayaan China. 

Sementara itu, operator metro MTR menutup beberapa stasiun. Beberapa pusat perbelanjaan besar juga mengumumkan mereka akan tutup. Dikatakan terjadi perkelahian kecil pada Selasa pagi waktu setempat.


Mengembalikan Kejayaan China

Parade militer besar-besaran Tiongkok untuk merayakan peringatan 70 tahun Komunis China siap digelar pada Selasa 1 Oktober. (AFP)

Pemimpin Hong Kong yang diperangi, Carrie Lam pergi ke Beijing untuk merayakan ulang tahun Komunis China. Ia bergabung dengan para bangsawan Partai Komunis serta tamu undangan lainnya untuk menonton berbagai kekuatan militer yang dipertontonkan. 

Pertunjukkan militer meliputi pertunjukkan udara, 15 ribu tentara China yang berbaris di Tiananmen, hingga pajangan senjata baru Negeri Tirai Bambu. 

Di bawah pemimpin China sebelumnya, Mao Zedong puluhan juta orang tewas selama Great Leap Forward. Bahkan negara China terjerumus ke dalam kekacauan hebat selama Cultural Revolution yang berlangsung selama satu dekade. 

Setelah Mao meninggal pada tahun 1976, partai meluncurkan reformasi dan membuka kebijakan di bawah pimpinan Deng Xiaoping. Memulai dekade pertumbuhan dan pembangunan yang sangat berbahaya.

Namun, Partai Komunis China mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan. Mereka mengirim pasukan untuk mengakhiri tantangan terbesar bagi kekuasaannya pada tahun 1989 saat para demonstran pro-demokrasi menduduki Lapangan Tiananmen.

Seperti yang diharapkan, Xi merujuk pada pidato hari Selasa ke "mimpi China-nya". Yaitu "peremajaan" di mana suatu bangsa mencari apa yang dilihatnya untuk kembali ke kejayaan sebelumnya.

Pemimpin Tiongkok telah memperjelas bahwa hanya percaya Partai Komunis yang dapat membuat negara mewujudkan mimpinya. Serta dengan Xi Jinping yang berada di pucuk pimpinan negara China.

 


Hong Kong Berduka

Warga Hong Kong menandai peringatan 70 tahun pemerintahan komunis China dengan menggelar protes "Hari Berduka". (AFP)

Warga Hong Kong menandai peringatan 70 tahun pemerintahan komunis China dengan menggelar protes "Hari Berduka" ketika para aktivis pro-demokrasi mengabaikan larangan polisi dan turun ke jalan di beberapa wilayah.

Pusat keuangan internasional ini sedang gelisah ketika para pengunjuk rasa bersumpah untuk membayangi perayaan Beijing, meningkatkan protes yang telah berlangsung hampir empat bulan dengan menyuarakan kebebasan demokrasi dan akuntabilitas polisi yang lebih besar.

Ribuan orang mulai berbaris melalui distrik Teluk Causeway pada Selasa, meskipun pihak berwenang menolak permohonan untuk mengadakan unjuk rasa di sana dan polisi memperingatkan orang-orang agar tidak bergabung dengan "majelis yang melanggar hukum".

Distrik perbelanjaan populer yang penuh dengan turis, Causeway Bay telah menjadi medan pertempuran reguler antara pengunjuk rasa dan polisi musim panas ini.

Banyak mal dan toko-toko di distrik itu ditutup ketika pengunjuk rasa meneriakkan, "Berdiri dengan Hong Kong, berjuang untuk kebebasan!" dan slogan populer lainnya.

"Tiga bulan berlalu dan lima tuntutan kami belum tercapai. Kami harus melanjutkan perjuangan kami," kata seorang pemrotes, yang mengenakan topeng dari film kultus dan buku komik 'V for Vendetta' kepada AFP.

Unjuk rasa kecil tanpa protes juga dimulai di distrik Wanchai, Sha Tin, Tsuen Wan dan di luar konsulat Inggris.

 

Reporter: Hugo Dimas

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya