Liputan6.com, Jakarta Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan turut menjadi korban ambruknya jembatan di Taiwan pada Selasa (1/10/2019).
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Joedha Nugraha menyatakan Indonesia sedang mengupayakan bantuan dan penyelamatan korban jembatan ambruk di Taiwan.
Advertisement
"Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) sudah mengirim tim ke tempat kejadian dan berkoordinasi dengan otoritas setempat,’ ujar Joedha Nugraha melalui pernyataan tertulisnya.
“Sedang menunggu konfirmasi otoritas Taiwan mengenai kemungkinan jumlah korban WNI. Segera update ," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/9/2019).
Korban Warga Negara Non-Taiwan
Diketahui, sebuah jembatan ambruk di Taiwan pada Selasa 1 Oktober 2019 waktu setempat. Tim penyelamat kemudian berupaya menyelamatkan enam orang yang dikhawatirkan terperangkap dalam insiden tersebut.
Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan setidaknya 12 orang terluka, termasuk enam orang Filipina dan tiga orang Indonesia yang bekerja sebagai nelayan. Serta pengemudi truk tanker bensin asal Taiwan.
Badan tersebut turut menyebutkan enam orang belum ditemukan. Dikhawatirkan terperangkap dalam perahu yang berada di bawah struktur jembatan yang runtuh, seperti dilansir channelnewsasia.com.
"Operasi penyelamatan sedang berlangsung," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen juga turut berkomentar perihal insiden itu.
"Kami berharap untuk menyelamatkan semua dengan aman, dalam waktu singkat untuk meminimalkan kerusakan," kata Presiden Tsai Ing-wen.
Advertisement
Pernyataan dan Konfirmasi Otoritas Setempat
Sejauh ini lima orang telah diselamatkan dan enam pekerja asing sedang menunggu upaya penyelamatan.
Petugas penjaga pantai awalnya mengatakan setidaknya 14 orang terluka. Petugas pemadam kebakaran setempat kemudian mengatakan pengemudi truk tanker itu termasuk salah satu yang dilarikan ke rumah sakit.
Dua pejabat pemerintah kota pelabuhan Suao mengatakan para penyelam kini tengah mencari orang-orang yang dikhawatirkan terperangkap di beberapa perahu nelayan.
Sekretaris Wali Kota Suao, Shih I-chun menyatakan kronologis kejadian dan kekhawatiran terhadap korban yang masih dalam upaya penyelamatan.
"Jembatan itu runtuh sekitar jam 09.30 pagi ketika kendaraan tanker minyak berada di atasnya, membakar kendaraan itu," kata sekretaris wali kota Suao.
"Kami khawatir beberapa nelayan mungkin terperangkap di kapal," pungkas Shih I-Chun.
Pihak berwenang sejauh ini mendesak tentara ke dalam upaya penyelamatan dan mendirikan pusat darurat untuk menjalankan operasi.
Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang turut memberi komentar melalui laman media sosial Facebook terkait ambruknya jembatan tersebut.
"Menyelamatkan nyawa adalah prioritas," kata Perdana Menteri Taiwan.
"Saya akan meminta otoritas terkait untuk melakukan semua upaya penyelamatan yang memungkinkan," tutup PM Taiwan tersebut.
Penyebab Ambruk Masih Diselidiki
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab jembatan yang dibangun tahun 1998 dan membentang di pelabuhan kecil tersebut runtuh.
Sebelumnya, Taiwan diguncang topan pada Senin malam, yang membawa hujan lebat serta angin kencang ke beberapa bagian pantai timur wilayah. Namun, pada saat jembatan runtuh, cuaca baik-baik saja.
Taiwan memiliki industri perikanan yang besar, dan mayoritas pekerjanya adalah imigran bergaji rendah dari negara-negara seperti Filipina, Indonesia, dan Vietnam.
Menteri Transportasi Lin Chia-lung mengatakan Jaksa penuntut telah meluncurkan penyelidikan tentang penyebab insiden itu.
Ia juga menambahkan bahwa jembatan itu masih dalam umur 50 tahun yang diperkirakan masih (layak pakai).
"Kondisi cuaca terkini, gempa bumi dan penilaian jembatan sebelumnya akan dipertimbangkan. Kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan," ucap Menteri Transportasi Taiwan.
Reporter: Hugo Dimas
Advertisement