Jokowi Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Ambon dan Kerusuhan di Wamena

Sebanyak 1.380 paket bantuan Presiden Jokowi untuk Wamena saat ini masih dalam perjalanan diangkut menggunakan pesawat Hercules A-1320 milik TNI-AU.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Okt 2019, 07:47 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019). Jokowi menyampaikan tak mau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2015 terulang kembali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengirimkan sejumlah paket bantuan kepada warga Ambon korban bencana gempa bumi. Selain itu, Jokowi juga mengirimkan paket bantuan untuk warga Wamena, Papua yang terdampak kerusuhan sosial beberapa waktu lalu.

"Sebanyak 2.000 paket bahan pokok bantuan Presiden telah diserahkan kepada Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku pada Selasa, 1 Oktober 2019," kata Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Erlin Suastini dalam keterangan persnya, Rabu (2/10/2019).

Menurut dia, paket bantuan bahan pokok ini nantinya akan disalurkan ke lokasi terdampak gempa bumi di Provinsi Maluku antara lain Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat.

Sementara itu, 1.380 paket bantuan Presiden Jokowi untuk Wamena saat ini masih dalam perjalanan diangkut menggunakan pesawat Hercules A-1320 milik TNI-AU yang bertolak dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin.

"Diperkirakan paket bantuan akan tiba di Wamena hari ini. Sedangkan 3.620 paket bantuan yang akan dibagi menjadi dua tahap pengiriman menunggu jadwal keberangkatan pesawat berikutnya yaitu pada Kamis dan Jumat minggu ini," jelas Erlin.

Erlin mengatakan paket bantuan yang disalurkan oleh Jokowi terdiri dari 5 kilogram beras, 1 kilogram gula pasir, dan 1 liter minyak goreng. Kemudian, 1 kotak teh celup, 1 kotak biskuit dan 1 botol air mineral.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Korban Gempa Ambon

Kawanan ayam berkeliaran di depan rumah-rumah yang rusak akibat gempa di Ambon, Maluku, Jumat (27/9/2019). BNPB menyebut korban meninggal akibat gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Maluku pada Kamis 26 September 2019 sebanyak 23 orang. (HO/BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA/AFP)

Sementara itu, korban meninggal dunia akibat gempa Maluku M 6,5 bertambah menjadi total berjumlah 31 jiwa. Tambahan 1 orang meninggal diidentifikasi di Kabupaten Seram Bagian Barat.

Berdasarkan data BPBD Provinsi Maluku pada 30 September 2019, jumlah pengungsi sementara di Kota Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat berjumlah 136.030 jiwa, sedangkan korban luka berjumlah 179 jiwa.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya menyatakan, memasuki hari ke-5, BPBD Provinsi Maluku menetapkan Surat Keputusan NoNomor 203 Tahun 2019 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Provinsi Maluki.

Status ini berlaku dari 26 September hingga 9 Oktober 2019. Ketiga wilayah administrasi terdampak, Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat, sebelumnya telah menetapkan status dengan durasi waktu yang sama.

Selain mengakibatkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur dialami lintas sektor. Sektor pemukiman, rumah rusak mencapai 2.675 unit, bangunan kesehatan 2, pendidikan 20, kantor pemerintah 8 dan tempat ibadah 25.

Agus mengatakan, pemerintah dengan dukungan berbagai pihak masih terus melakukan upaya penanganan darurat. Bantuan logistik dilakukan kepada warga terdampak. Mereka yang masih mengungsi sebagian besar masih merasa khawatir dengan adanya gempa susulan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya