Wacana Penutupan Pulau Komodo jadi Sorotan Media Asing

Rencana pemerintah dalam membatasi pengunjung Pulau Komodo ternyata menjadi perhatian beberapa media asing.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Okt 2019, 12:22 WIB
Komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2 sampai 3 m. (live science)

Liputan6.com, NTT - Wacana penutupan Pulau Komodo menjadi sorotan beberapa media asing. Berita ini mencuri perhatian media Amerika hingga Inggris, sebab banyaknya turis asing yang berkunjung ke Indonesia, termasuk Labuan Bajo.

Tak hanya karena itu, Pulau Komodo juga sudah terdaftar sebagai salah satu warisan dunia di UNESCO.

Dari Amerika, media online asing CNN menulis isu tersebut dengan artikel bertajuk "Indonesia's famed Komodo Island may close for one year". Dalam situs tersebut, disebutkan bahwa Pulau Komodo akan ditutup untuk para pengunjung selama setahun. 

Sementara dari Inggris, situs berita online BBC menyorot berita ini dalam tulisan berjudul, "Komodo: Tourists must pay $1,000 to enter 'Dragon Island'. Dalam artikelnya, dituliskan bahwa teknis penutupan lokasi wisata tersebut masih dalam proses perencanaan.

Dari benua yang berbeda, media online Timur Tengah, Al Jazeera pun membahas perihal ini melalui unggahan sebuah video di laman Facebook dengan tajuk, "Indonesia's Komodo Island to be closed in 2020".

Media online Jerman, dw.com, turut mengunggah video dengan topik yang sama.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penyebab Pengunjung Pulau Komodo Dibatasi

Padar. | via: travel.nationalgeographic.com

Rencana penutupan sementara yang akan dilakukan di Pulau Komodo ternyata mengalami perubahan. Pada bulan Juli lalu, pemerintah berencana untuk menutup Pulau Komodo selama tahun 2020 sebagai tepat wisata bagi para turis. Namun, setelah pertimbangan lebih lanjut pemerintah memutuskan untuk menerapkan sistem keanggotaan eksklusif.

Rencana tersebut dilakukan pemerintah dalam upaya menjaga kelestarian komodo sebagai salah satu daya tarik di Labuan Bajo. Dengan begitu, diharapkan proses perkawinan dan penetasan telur tidak terganggu oleh banyaknya wisatawan yang datang. 

Sampai saat ini, wisatawan bisa menikmati keindahan Pulau Rinca atau lebih dikenal sebagai Pulau Komodo hanya dengan membayar tiket masuk seharga Rp 150.000 - Rp 225.000.


Sistem Kartu Keanggotaan

Pulau Komodo / Sumber: iStockphoto

Dalam rencana penerapan kartu keanggotaan, Pulau Komodo akan menjadi tempat wisata yang lebih eksklusif. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan bahwa wisatawan harus memiliki kartu keanggotaan tahunan dengan membayar $1000 atau sekitar Rp 14.300.000.

Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi juga mengatakan kepada DW News, media asal Jerman, bahwa ini bukanlah harga yang mahal. "Kita mau coba dulu satu tahun. Kalau pasokan makanan untuk komodo cukup dan sudah aktif kembali, kita akan buka kembali untuk publik. Tentunya, dalam melindung komodo tidak boleh murah. Ini satu-satunya di dunia" ujarnya.

Dilansir dari Antara News, Rabu (2/10/2019), akan ada dua jenis kartu keanggotaan. Pemilik kartu anggota premium dapat menikmati akses penuh untuk menikmati Pulau Rinca sedangkan anggotan non-premium akan diarahkan ke pulau terdekat yang dihuni oleh komodo dengan ukuran yang lebih kecil.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya