Liputan6.com, Bologna- Mission Winnow Ducati sebenarnya menargetkan juara MotoGP 2019 atau setidaknya memberikan perlawanan untuk Repsol Honda dan Marc Marquez. Namun menjelang MotoGP Thaland, harapan untuk juara itu sudah pupus.
Pembalap terbaik di Ducati, Andrea Dovizioso sudah tertinggal 98 poin dari Marquez di klasemen sementara MotoGP. Pembalap Repsol Honda itu pun hanya butuh 3 poin atau finis lebih baik dari Dovizioso untuk mengamankan gelar juara miliknya.
Advertisement
Rekan Dovizioso di Ducati, Danilo Petrucci pun mengaku timnya sudah berbuat segalanya agar juara. Namun misi itu terganjal saat melawan pembalap terkuat di sejarah MotoGP, Marc Marquez.
Petrucci pun ditanya apakah Ducati perlu melakukan hal radikal di MotoGP 2020 nanti. Dia mengatakan masalahnya tidak terletak di sana.
"Bukan kewenangan saya untuk bilang apakah motor butuh evolusi atau revolusi. Kami tentu harus selalu berbenah, tapi kalahkan Marquez selalu jadi tambah sulit dan sulit," katanya seperti dikutip Motorsport.
"Kami harus berbenah di seluruh area dan bekerja keras karena kami melawan pembalap terkuat di sejarah."
Video
Menurun
Petrucci sendiri mengalami penurunan sejak jeda musim panas. Finis ke-12 di Aragon menjadi hasil terburuknya di musim ini.
Posisi dia juga merosot ke peringkat keempat, satu poin di belakang Alex Rins.
"Di dua balapan terakhir, saya banyak mengeluhkan soal tak ada perubahan dengan ban. Balapan di Misano dan Aragon sangat buruk," ujarnya.
"Jarak ke pemenang lomba terus bertambah besar, tapi saya sadar tak bisa membalap sesuai yang saya inginkan. Saya yang pertama tidak senang."
Advertisement