Barcelona vs Inter Milan: Ini 4 Pengkhianat Kedua Klub

Barcelona menjamu Inter Milan di Camp Nou Stadium pada persaingan Grup F Liga Champions, Rabu (2/10/2019) atau Kamis dini hari WIB.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 02 Okt 2019, 19:00 WIB
Penyerang Inter Milan, Alexis Sanchez mengikuti sesi pelatihan tim di stadion Camp Nou di Barcelona (1/10/2019). Inter Milan akan bertanding melawan Barcelona pada grup F Liga Champions. (AFP Photo/Josep Lago)

Liputan6.com, Barcelona - Barcelona menjamu Inter Milan di Camp Nou pada fase Grup F Liga Champions, Rabu (2/10/2019) atau Kamis dini hari WIB. Tentunya, ini akan menjadi pertarungan sulit bagi Inter Milan.

Dari delapan pertemuan sebelumnya, Barcelona mencatatkan empat kemenangan dan tiga hasil imbang. Sedangkan Inter Milan hanya mengantongi satu kemenangan.

Laga ini juga bakal menjadi pertarungan nostalgia untuk winger Inter Milan, Alexis Sanchez. Winger berusia 30 tahun itu memperkuat Barcelona pada 2011 hingga 2014..

Saat masih bersama Barcelona, Sanchez mencetak 39 gol dari 88 pertandingan di La Liga. Dia juga memenangkan Copa del Rey pada 2011/12 dan trofi La Liga pada musim selanjutnya.

Pemain Inter Milan yang dipinjam dari Manchester United itu juga memenangkan Pialas Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub pada 2011 bersama Barcelona.

Sebelum Sanchez, ada juga tiga pemain lain yang pernah memperkuat Inter Milan dan Barcelona. Bahkan, mereka dicap sebagai pengkhianat.


Zlatan Ibrahimovic

Zlatan melengkapi skuad fantastic four arahan Pep Guardiola. Karena pola tiki-taka Barcelona tak sesuai dengan permainan Ibra, kapten timnas Swedia minta dijual dan berlabuh ke AC Milan dan membawa Rossoneri Juara Serie A. (AFP)

Striker asal Swedia, Zlatan Ibrahimovic memperkuat Inter Milan pada 2006 hingga 2009. Setelah itu, dia bergabung dengan Barcelona dengan alasan Ingin memenangkan Liga Champions, gelar yang didapat Lionel Messi dan kawan-kawan di musim sebelumnya.

Ibrahimovic bisa bergabung dengan Los Blaugrana setelah Inter Milan menyetujui tawaran Barcelona berupa Samuel Eto'o, peminjaman Aliaksandr Hleb, dan uang senilai 45 juta euro atau sekitar Rp 638 miliar.

Sayangnya, karier Ibrahimovic di Barcelona tidak berjalan mulus. Dia hanya bermain selama semusim 2009/10 dengan mencetak 21 gol dari 45 pertandingan di semua kompetisi. Setelah itu, Barcelona malah melepasnya ke AC Milan dengan status pinjaman sebelum resmi dipermanenkan pada musim 2011/12.

 


Samuel Eto'o

Pelatih Inter Milan kala itu, Jose Mourinho (kanan) memberi instruksi kepada strikernya asal Kamerun, Samuel Eto'o di laga penyisihan grup Liga Champions melawan Barcelona di San Siro, 16 September 2009. (AFP PHOTO / Christophe Simon)

Berbeda dengan Ibrahimovic, Samuel Eto'o yang dijadikan alat tukar Barcelona malah sukses besar bersama Inter Milan. Eto'o juga mencetak 53 gol dari 102 pertandingan di semua kompetisi.

Selain itu, Eto'o juga membawa Inter Milan menjadi klub pertama yang memenangkan treble winner. Ketika itu, Inter Milan memenangkan Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions pada 2009/10.

Bahkan, pada 29 September 2010, Inter Milan melakoni pertandingan Liga Champions melawan Werder Bremen, di Giuseppe Meazza, Milan. Laga itu dimenangi Inter dengan skor 4-0. Gol Inter diciptakan Samuel Eto'o (21', 27', dan 81'). Eto'o juga mencetak assist untuk gol yang dicetak Wesley Sneijder (34'). Bagi Eto'o, itu adalah hattrick pertamanya bagi Inter.


Ronaldo

Ronaldo saat masih memperkuat Barcelona. (AFP/Andreu Dalmau)

Striker legendaris Brasil, Ronaldo tercatat sebagai pemain Barcelona pada 1996 hingga 1997. Bersama Los Blaugrana, pria yang kini berusia 43 tahun itu mampu mencetak 34 gol dari 37 pertandingan di La Liga.

Kendati sangat tajam, karier Ronaldo di Barcelona tidak berlangsung lama. Pada tahun 1997, dia memilih hengkang ke klub Italia, Inter Milan. Ronaldo pernah mengungkapkan, dirinya meninggalkan Barcelona karena tidak percaya dengan manajemen klub.

"Saat itulah saya memutuskan, saya tidak ingin melanjutkan karir di Barcelona, karena saya tidak mempercayai manajemen klub. Inter menawari saya tantangan besar, dan pada saat itu Serie A Italia adalah salah satu liga paling kompetitif di dunia, dan jelas yang paling sulit," ucapnya, dikutip dari Goal.

Bersama Nerazzurri, Ronaldo melanjutkan karir impresifnya dengan mengantar klub Italia itu menjadi juara Piala UEFA pada musim perdana.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya