Liputan6.com, California - Ilmuwan menggambarkan medan magnet Bumi seperti spageti tak kasat mata. Medan magnet Bumi adalah fitur penting planet ini yang berfungsi sebagai pelindung dari partikel matahari, memberikan dasar untuk navigasi dan mengetahui evolusi kehidupan di Bumi.
Namun, apa yang akan terjadi jika medan magnet Bumi tiba-tiba lenyap begitu saja pada esok hari?
Jawabannya adalah, mengutip Live Science, Rabu (2/10/2019), sejumlah besar partikel solar yang bermuatan akan membombardir Bumi, mengacaukan jaringan listrik dan satelit, dan meningkatkan paparan radiasi ultraviolet yang lebih tinggi --yang menyebabkan kanker.
Baca Juga
Advertisement
Kabar buruknya ialah selama lebih dari satu abad, medan magnet Bumi sudah melemah. Bahkan sekarang, ada titik-titik yang sangat tipis, seperti South Atlantic Anomaly di Belahan Selatan, yang menciptakan masalah teknis untuk satelit yang mengorbit rendah.
Hal pertama yang harus dipahami tentang medan magnet Bumi, meski melemah, ini tidak akan hilang --setidaknya sampai miliaran tahun berikutnya.
Bumi 'berutang' pada medan magnetnya dan inti luarnya yang meleleh, yang sebagian besar terbuat dari besi dan nikel. Inti luar yang berputar digerakkan oleh konveksi panas yang dilepaskan ketika inti dalam tumbuh dan mengeras.
Inti bagian dalam tumbuh sekitar satu milimeter per tahun. Mesin medan magnet ini, yang dikenal sebagai dinamo, berputar selama miliaran tahun," kata John Tarduno, ahli geofisika di University of Rochester.
Para ilmuwan berpikir bahwa pengaturan inti saat ini mungkin telah menetap sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu, menurut penelitian tahun 2015.
Akan tetapi, Tarduno dan timnya mendapati bukti lain untuk medan magnet Bumi dalam mineral tertua di planet ini, yakni zirkon yang berasal dari 4,2 miliar tahun silam.
Zat itu menunjukkan aktivitas dalam inti yang menciptakan magnet untuk waktu yang sangat lama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Guncangan pada Bumi
Tidak jelas mengapa dinamo tersebut berawal, menurut Tarduno kepada Live Science, meskipun ada kemungkinan bahwa dampak planet yang menciptakan Bulan mungkin menjadi pendorong utamanya.
Dampak ini, yang diduga terjadi pada 100 juta tahun setelah Bumi bersatu, bisa mengguncang stratifikasi atau pelapisan planet --bahan-bahan dalam inti Bumi.
Gangguan tersebut bisa mempromosikan konveksi yang masih menggerakkan dinamo Bumi saat ini. Akhirnya, inti dalam mungkin akan tumbuh cukup besar, sehingga konveksi pada inti luar tidak lagi efisien dan medan magnet akan gagal.
"Tapi skenario itu begitu jauh. Kita bicara miliaran tahun," pungkas Tarduno.
Advertisement