Liputan6.com, Jakarta Lembaga Filantropi dan Kemanusiaan Dompet Dhuafa (DD) prihatin atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Wamena, Papua.
"Kami berharap krisis segera berakhir dan kami mengajak masyarakat kembali merajut persatuan untuk bersama-sama membangun Wamena, Papua," ungkap Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Advertisement
Sejak peristiwa terjadi, Dompet Dhuafa membantu menyediakan dapur umum, fasilitas kesehatan, pakaian, perlengkapan pengungsi dan taman ceria bagi anak-anak bermain.
Dompet Dhuafa hadir di 3 titik posko pengungsian. Titik pertama di Aula Auri dan titik kedua di Aula Yonif 751 Jayapura, Papua, titik 3 posko di Rindam. Jumlah pengungsi di Aula Auri hingga tadi sore berjumlah 96 jiwa sedangkan di Aula Yonif 751 berjumlah 133 jiwa, dengan rincian anak berjumlah 11 jiwa dan balita 16 jiwa.
Kerusuhan bermula terjadi di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) pukul 09.00 WIT. Sejumlah bangunan seperti rumah dinas, ruko, dan kantor bupati dibakar massa. Kerusuhan di Papua menyebabkan 30 orang tewas dan puluhan orang luka-luka. Ratusan warga mengungsi.
Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan dukacita kepada keluarga korban. Lukas mengatakan aksi anarkistis itu terjadi tiba-tiba tanpa diketahui pemerintah. Kerusuhan disinyalir karena dipicu oleh hoaks bernada rasis.
Laporan relawan Dompet Dhuafa dari Wamena hari ini menyampaikan situasi dan kondisi hari ini sudah berangsur membaik. Sejumlah toko sudah buka dan masyarakat sudah mulai beraktivitas.
Dompet Dhuafa membantu kebutuhan masyarakat di pengungsian dan juga akan membangun kembali fasilitas publik di Wamena. Dalam pelaksanaannya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, TNI, kepolisian, dan lembaga kemanusiaan setempat.
"Mari bersama-sama membangun kembali Wamena, merajut kembali persatuan dan persaudaraan, dalam bingkai NKRI," papar Imam.