Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Cakra Motor Nasional, Robin, mengakui kendaraan motor listrik diproduksi ditempatnya merupakan hasil desain pabrikan dari China. Sejauh ini bahkan sudah ada empat jenis kendaraan dan tiga diantaranya tengah dilakukan sertifikasi uji tipe oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Untuk sementara desainnya dari sana (China). Ada empat tipe, tapi untuk saat ini kita buka tiga tipe dulu yang mau diuji, S2000, R800 sama 1200 kalau nggak salah," kata dia saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/10).
Robin mengatakan, meski desain motor listrik tersebut berasal dari Negeri Tirai Bambu namun Cakra merupakan merek asli nasional. Dirinya pun menargetkan paling cepat untuk penjualan dalam negeri akan mulai dilakukan di 2020 awal.
Baca Juga
Advertisement
"Kita sebenarnya saat ini cuma ambil desainnya saja. Nanti ke depannya anak bangsa lah yang akan mendesain," kata dia.
Dia melanjutkan, sejauh ini juga tidak ada masalah terkait penggunaan desain tersebut. Mengingat, pabrikan yang bekerjasama dengan pihaknya juga tidak mempersoalkan desainnya.
"Desain ini boleh diambil. Tidak ada limit, yang penting kan kita ada kerja sama dengan dia. Mereka nantinya yang juga akan bangun ke kita, investasi di sini. Sama seperti merk-merk Jepang lain kan. Ada yang di Thailand, Indonesia," tegasnya.
Di samping itu, untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pihaknya juga akan berencana membangun industri di sekitar kawasan industri Bekasi maupun Karawang. Mengingat sejauh ini, beberapa komponen motor listrik Cakra juga masih mengambil dari luar.
"Industrinya saya akan bangun setelah masyarakat Indonesia sudah bisa menerima animo, paling cepat 2021 itu industri nya," tandasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Luhut : Motor Listrik yang Suaranya Ribut Kena Pajak Lebih Tinggi
Ikut konvoi kendaraan bermotor listrik (KBL) di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (31/8/2019), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan optimis kendaraan ramah lingkungan khususnya buatan anak bangsa akan mendapatkan tempat di pasar otomotif dalam negeri.
Hal itu dikarenakan kualitas produk yang ditawarkan tak kalah dengan kendaraan garapan pabrikan otomotif dunia sehingga mampu menarik minat masyarakat.
"Semua orang maulah, saya saja tadi mau beli. Suaranya nggak ribut," katanya di Monas, Jakarta Pusat.
Meski penjualan juga dipengaruhi oleh mekanisme supply and demand, namun Luhut optimistis, kenyamanan yang ditawarkan oleh motor listrik buatan dalam negeri bisa memberikan nilai tambah.
"Ya itu nanti supply demand dan kenyamanan. Dan memang kalau orang mau gebar-geber nggak akan bisa gitu. Ya nanti yang suara-suara ribut kita kasih pajaknya tinggi sedikit," ujarnya.
Dia pun menegaskan komitmen pemerintah untuk berpihak pada produk kendaraan listrik dalam negeri. Salah satunya lewat alokasi APBN untuk membeli kendaraan listrik.
"Mungkin 2021 APBN kita bisa diarahkan untuk mobil dan motor listrik. Kalau nanti produksi dalam negeri itu bisa dapat (benefit) yang lebih bagus lagi," ujar dia.
Pemerintah juga membuka ruang agar pasar kendaraan listrik dapat diisi banyak pemain. "Saya senang dirut PLN ini sudah bikin charging (station). Saya bilang nanti bikinnya jangan anak usahanya lagi. Biarkan swasta. Biar mereka berkembang," tutur Luhut.
Advertisement