KLHK Sebut Seluruh Elemen Bersatu Padamkan Karhutla

Patroli rutin juga dilakukan di wilayah kerja Manggala Agni yang tidak terjadi kebakaran.

oleh Yopi Makdori diperbarui 03 Okt 2019, 04:10 WIB
Petugas pemadam kebakaran berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran di Kampar, provinsi Riau pada 17 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau terpapar kabut asap. (ADEK BERRY / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kasubdit Kemitraan dan Masyarakat Peduli Api, Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Purwantio mengatakan, berbagai elemen masyarakat telah dihimpun untuk turut memadamkan Karhutla. Upaya ini, berhasil menurunkan hotspot (titik panas) sebagai pemicu karhutla.

"KLHK terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dan upaya penegakan hukum di daerah rawan Karhutla," kata Purwantio di Ruang Serba Guna BNPB, Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Upaya pencegahan dan pengendalian karhutla ini, kata Purwantio, menjadi bidang kerja dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK melalui Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), yang menjadi payung bagi tim pemadam kebakaran hutan dan lahan KLHK, yang dikenal dengan nama Manggala Agni dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL).

Dia menyebut, tim inilah yang terus melakukan patroli dan pemadaman kebakaran lahan di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, tentu saja bekerja sama dengan satgas karhutla, serta Masyarakat Peduli Api (MPA).

Menurut Purwantio, jajaran Manggala Agni dari seluruh Daerah Operasi terus melakukan operasi pemadaman di daerah yang terjadi kebakaran, bersama Satuan Tugas yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, pemegang izin usaha, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan pemerintah daerah. Kata, Purwantio, Patroli rutin juga dilakukan di wilayah kerja Manggala Agni yang tidak terjadi kebakaran.

"Jika kebakaran sudah semakin meluas, maka pemadaman akan dilakukan oleh BNPB, TNI dan Polri, dengan cara pengeboman air dengan menggunakan Helikopter." ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Meningkat

Kebakaran hutan dan lahan sempat mengancam Suaka Margasatwa (SM) Lamandau di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. (Foto: BKSDA Kalteng/Liputan6.com/Rajana K)

Purwantio melanjutkan, kondisi titik api pada periode Januari-Oktober 2019 mencapai 7.354 titik. 

"Luas karhutla yang di data sampai September 2019, trennya menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015. Tapi jika dibandingkan dengan tahun 2018 memang meningkat," jelas Purwantio.

Purwantio memaparkan, untuk menanggulangi musim kemarau yang masih panjang, pihaknya sudah menyiapkan SDM berupa Manggala Agni di Sumatera (915 orang), Kalimantan (780) dan totalnya ada 1.965 orang.

Hal itu belum lagi ditambah Brigadalkarhut KSDA, Bridalkarhut KPH, MPA (Masyarakat Peduli Api), dan Satgas Gabungan TNI-Polri.

"Untuk dukungan pemadaman karhutla tahun 2019 ini kita dibantu sebanyak jumlah pesawat 42 pesawat helikopter dan 4 pesawat jenis Hercules dan CASA," ia menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya