Rhenald Kasali: WhatsApp Gerus Pendapatan Telkom

Rhenald bercerita bagaimana tehnologi banyak mempengaruhi kehidupan manusia termasuk perusahaan, salah satunya Telkom Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2019, 13:44 WIB
Rhenald Kasali saat peluncuran bukunya yang berjudul Disruption: Menghadapi Lawan-Lawan Tak Kelihatan dalam Peradaban Uber. (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Guru besar FEB Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, mengahadiri acara bedah buku #MO (Mobilisasi dan Orkestrasi) dengan tema Memasuki Dunia Baru yang Membuat Banyak Orang Gagal Paham.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan dalam rangka festival literasi di Gedung Dhanapala, Jakarta, Kamis (3/10).

Dalam kesempatan tersebut, Rhenald bercerita bagaimana tehnologi banyak mempengaruhi kehidupan manusia termasuk perusahaan. Salah satunya adalah PT Telkom Indonesia (Persero), di mana dia menjadi komisaris utama di perusahaan milik negara tersebut.

Rhenald mengatakan, peralihan tekhnologi membuat pendapatan Telkom tidak sebesar pada zaman dahulu. Voice atau suara sebagai salah satu sumber pendapatan Telkom kini sudah digantikan oleh aplikasi Whatsapp. Whatsapp diketahui menawarkan pengiriman suara gratis tanpa menggunakan pulsa.

"Saya sekarang di Telkom. Saya lihat wah, gila ini pusat gempa bumi, distrupsi disini. Jadi ada 6 pilar, yang pertama ada superapps dalam satu jam orang menggunakan superapps, dengan superapps anda bisa melakukan apa saja. Contohnya apa? Whatsapp," ujar Rhenald Kasali.

"Ini membuat Telkom susah, income Telkom yang paling besar apa? voice. Voice diambil cacing pita namanya Whatsapp. Ini mengambil income nya Telkom, ada Whatsapp," sambungnya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Begitu Juga dengan Koran

Pakar manajemen perubahan Rhenald Kasali merilis buku baru dengan judul The Great Shifting, Sabtu (21/7/2018).

Dia melanjutkan, kondisi yang sama juga terjadi pada surat kabar atau koran. Orang kini tidak lagi membeli surat kabar untuk mengetahui kabar terkini. Sebab, internet sudah menawarkan berita yang lebih cepat dan pilihan yang lebih banyak.

"Sama dengan surat kabar, surat kabar itu 10 tahun lalu sudah dikasih tahu teori tekhnologi akan mengubah kehidupan tapi enggak ada yang peduli. Hari ini pendapatan dari jualan koran nggak ada lagi," jelasnya.

Tidak hanya Telkom dan surat kabar, peran televisi pun kini sudah digantikan oleh Youtube. Kondisi tersebut membuat sebagian pendapatan perusahaan televisi tergerus.

"Pendapatannya turun sudah begitu cost of production nya dipertahankan seperti itu, sementara Youtuber pendapatannya berapa? cuma bikin video 15 menit cost of productionnya cuma HP seadanya dan dapatnya berapa? Atta Halilintiar dalam berita disebutkan sekitar Rp20 miliar per bulan," tandasnya.


Perkembangan Teknologi dan Digitalisasi di Mata Rhenald Kasali

Opini Rhenald Kasali (Liputan6/Trie yas)

Rhenald Kasali baru saja merilis buku terbarunya dengan judul #MO. Buku ini bercerita mengenai gejala mobilisasi dan orkestrasi yang belakangan ini marak dilakukan oleh teknologi digital.

Buku yang ditulis berdasarkan riset ini bercerita digitalisasi membawa perubahan yang signifikan dilihat dari cara konsumsi, kegiatan ekonomi produktif, dan lain-lain.

"Bahkan industri akan dan tengah dihantui oleh gejala kehilangan the main yang menjadi sumber pendapatannya." Ungkap Rhenald dalam keterangan tertulis, Jumat (16/8/2019).

Contoh yang diberikan oleh Rhenald adalah surat kabar. Banyak surat kabar yang menjadi korban akibat perubahan zaman. Industri tersebut menjadi kehilangan pendapatan dari penjualan koran.

Kemudian disusul era televisi, begitu juga dengan telekomunikasi yang tidak lagi dapat hidup dengan mengandalkan pendapatan dari suara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya