Ayu Diah Pasha Bangga Kaum Milenial Peduli dengan Batik

Ayu Diah Pasha kagum banyak peserta kompetisi desain batik adalah anak-anak muda.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2019, 06:30 WIB
Ayu Diah Pasha pemeran Nenek Alya dalam sinetron Elif Indonesia. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Artis Ayu Diah Pasha tak pernah lepas dari batik. Setiap tahunnya, dirinya selalu terlibat dalam peringatan hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Baginya, Batik merupakan budaya yang dia cintai. 

Tahun ini, Ayu Diah Pasha ikut terlibat dalam kompetisi desain batik Swiss. Baginya, hal ini merupakan salah satu kegiatan untuk melestarikan batik yang saat ini sudah menjadi warisan dunia dari Indonesia.

"Jadi setiap tahun kami buat pameran batik, dengan menghadirkan karya dari para pemenang desain batik. Mereka setiap tahun setelah menang harus membuat pameran batik muda. Malam ini kita juga mengawali kerjasama dengan kedutaan Swiss," ujar Ayu Diah Pasha di sela-sela acara kompetisi desain Batik Swiss di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Ayu Diah Pasha berharap masyarakat Indonesia bisa mencintai batik seperti dirinya. Apalagi dalam setiap motif batik memiliki banyak filosofi.

"Saya memang pecinta budaya, salah satu yang saya cintai itu adalah batik. Karena batik itu kerajinan tangan, spesial buatan tangan orang Indonesia. Di dalam batik ada filosofinya, kayak sido asih, sido luhur. Banyak pesan leluhur melalui batik, yang ingin disampaikan kepada generasi berikutnya," ujar Ayu Diah Pasha.

 


Generasi Muda

Pemenang kompetisi desain batik Swiss

Dalam kompetisi desain batik Swiss yang digelar, Ayu Diah Pasha mengaku takjub karena banyak pesertanya adalah generasi muda. Hal ini bisa dibilang, para generasi muda juga tertarik dengan budaya batik di Indonesia. 

"Generasi muda harus tahu basicnya aja, tahu bedanya batik dan bukan batik. Karena mereka antara batik dan tenun aja banyak yang enggak bisa bedain. Printing dibilang batik padalah itu tekstil bermotif batik. Jadi masih banyak yang belum tahu. Usaha kita memang lebih keras lagi untuk memperkenalkan batik kepada milenial," ujarnya.

 


Pemenang

Pemenang kompetisi desain batik Swiss

Dalam ajang ini Dewan Juri memilih 10 desain terbaik sebagai finalis, dengan dasar penilaian adalah ciri khas Swiss yang terintegrasi dalam desain, kreativitas, kesesuain dengan teknis pembuatan batik yang akan digunakan.

Dalam ajang kompetisi desain batik Swiss, dewan juri memilih 10 desain dan dipilih tiga pemenang. Semua desain terpilih diproduksi menggunakan teknik batik cap oleh Yarn & Co. Selanjutnya, batik tersebut dirancang dan dijahit menjadi sebuah busana kekinian khas anak muda oleh perancang busana Rizki Triana & Nadia Juliana (Oemah Etnik).

Terpilih sebagai pemenang pertama adalah Satya Wiragraha dari DIY Yogyakarta yang memilih motif Swiss in Harmony. Lalu untuk pemenang kedua diraih Diki Satria asal Bandung yang mengambil motif Gebyah Abirama (Paduan Yang Selaras)

Sedangkan pemenang ketiga diraih Hakim Anwari dari Bogor yang mengambil motif Batik Se-alir. Dan untuk pemenang kategori Media Sosial diraih Reiyan Ghaisani dari Bogor yang mengusung motif INA-SUI BATIK.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya