Liputan6.com, Taiwan - Jembatan di Taiwan ambruk pada Selasa 1 Oktober. Belum diketahui pasti hingga kini penyebab ambruknya jembatan tersebut.
Jembatan yang berada di Nanfangao itu belum mencapai umur 50 tahun. Pekerja asing seperti dari Indonesia atau Filipina turut menjadi korban.
Advertisement
Dikutip dari dw.com, jembatan dengan panjang bangunan 140 meter tersebut runtuh saat masih dalam usia 21 tahun sejak dibangun pada 1998.
Ambruknya bangunan jembatan menimpa beberapa kapal yang berada di bawahnya saat melaju. Peristiwa tersebut turut menelan korban, baik luka ataupun meninggal dunia.
Total korban tewas hingga saat ini adalah 5 orang. Beberapa yang sudah diidentifikasi di antaranya adalah dua orang Indonesia dan satu orang Filipina yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) kapal ikan di Taiwan, seperti dilansir 7news.com.au.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Cuaca Cerah saat Jembatan Runtuh
Beberapa jam sebelum kejadian jembatan ambruk, Topan Mitag melanda bagian utara Taiwan. Topan membawa angin kencang serta hujan lebat.
Matahari bersinar dan cuaca cerah ketika tiba-tiba jembatan itu jatuh pada Selasa pagi. Para pejabat belum menentukan apakah badai yang menyebabkan jembatan runtuh.
Rekaman video CCTV menunjukkan sebuah truk minyak hampir berhasil melintasi jembatan, sebelum mundur dan jatuh ke bawah bersama bangunan jembatan. Truk minyak itu kemudian terbakar.
Sembilan orang juga jatuh dari jembatan, berdasarkan laporan media lokal.
Di antara yang terluka dan meninggal adalah pekerja asing dari Filipina dan Indonesia. Mereka sedang mencari perlindungan dari topan di kapal-kapal penangkap ikan.
Pekerja asing dari negara seperti Indonesia, Filipina, atau Vietnam secara teratur mengoperasikan kapal-kapal ikan di Taiwan.
Advertisement
Penyebab Masih Diselidiki
Jembatan itu dibangun pada 1998 untuk menggantikan struktur konstruksi yang lebih rendah. Hal tersebut karena kapal-kapal besar tidak memungkinkan untuk melintas di bawahnya dengan lalu lintas pelabuhan yang sibuk.
Jembatan tersebut merupakan sebuah objek wisata lokal yang dikenal sebagai "jembatan kekasih".
Menurut perusahaan yang membangun, jembatan itu adalah satu-satunya jembatan lengkung bentang tunggal di Taiwan. Serta jembatan baja kabel lengkung tunggal kedua di dunia.
Kejadian runtuhnya bangunan jembatan mengejutkan masyarakat Taiwan.
Sementara itu, frekuensi tinggi gempa bumi dan topan di kawasan itu telah menyebabkan negara itu mengembangkan standar bangunan yang tinggi.
Jembatan terakhir kali diperkokoh pada 2018. Otoritas jembatan setempat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan jembatan "secara teratur diperiksa dan dipelihara".
Pemerintah Negeri yang Sunyi sedang menyelidiki apa yang menyebabkan jembatan itu runtuh.
Reporter: Hugo Dimas